Ex.Pio Yogyakarta Gelar Misa Syukur HUT ke-59 Seminari Kisol

Komunitas Ex.Pio Yogyakarta sedang mengikuti Misa syukur HUT ke-59 Alma Mater mereka
Komunitas Ex.Pio Yogyakarta sedang mengikuti Misa syukur HUT ke-59 Alma Mater mereka

Yogykarta, Floresa.co – Semarak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Seminari Pius XII (Sanpio) ke-59 yang jatuh pada Senin, 8 September disyukuri bersama oleh keluarga besar alumni sekolah tersebut yang berada di Yogyakarta.

Mereka yang tergabung dalam komunitas Ex.Pio menggelar Misa syukur di Wisma Cendana, Papringan, Sleman.

Misa tersebut yang dipimpin Romo TantoPr, salah satu alumnus Sanpio angkatan tahun 1996 mengambil tema “Bersaudara Dalam Semangat Bunda Maria”.

Dalam kotbahnya, ia mengajak seluruh anggota Ex.Pio Yogyakarta untuk terus menghidupkan semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas Sanpio.

“Saya bersama RomoRolin MujurPr pernah menjadi anak kos seperti teman-teman sekalian karena mengidap penyakit hepatitis yagn mengharuskan kami hidup kosan di luar komunitas Ritapiret (Sikka-red) menjelang akhir masa studi,” sharing Romo Tanto.

Ia menambahkan, meski hidup bebas, kami tetap menghidupkan semangat kebersamaan ala Sanpio. Belajar bersama menjelang ujian akhir hingga menyelesaikan sarjana filsafat tepat pada waktunya.”

Imam muda yang sedang menjalani kursus bahasa Jerman di Jakarta ini juga mengajak keluarga Ex.Pio Yogyakarta untuk dapat mempertahankan semangat kebersamaan itu untuk meraih sukses bersama.

Kesempatan Misa ini juga menjadi momen berkumpul bersama lintas angkatan untuk alumni Sanpio.

“Momen perayaan ini merupakan saat untuk mengembalikan hubungan yang sempat terpisahkan antara jarak dan waktu. Dan momen ini pula menjadi kesempatan untuk membicarakan gerak langkah bersama kedepan agar dapat menjadikan Ex.Pio Yogyakarta sebagai garam bagi sesama dalam berbagai kegiatan yang dilakukan,” kata Riky Pandong, Ketua Ex.Pio Yogyakarta.

Ben Galus yang mewakili alumni senior mengajak keluarga Ex.Pio untuk lebih aktif dalam berbagai kegiatan.

“Saya mengajak kita semua untuk belajar dari universitas kehidupan yang mengajarkan berbagai pengetahuan hidup yang tidak didapat di kampus. Itu merupakan bekal berharga untuk dapat meraih kesuksesan” terang Ben, yang sekarang menjadi PNS di Dinas Pendidikan Provinsi DIY.

Sementara itu, Viky Jalong, alumni Ex.Pio tahun 1996 memberi gambaran umum terkait apa yang bisa dilakukan oleh seluruh Ex.Pio baik itu kepada sesama maupun kepada Alma Mater tercinta.

“Sebenarnya ada dua hal yang selalu dapat kita sumbangkan kepada Alma Mater yakni pemikiran maupun dalam bentuk sumbangan dana. Cuma satu hal yang menjadi permasalahan selama ini yakni mekanisme pengelolaaan sumbangan tersebut belum ada”, kata Vicky.

Karena itu, kata dia, masukan kepada pihak pengelola seminari adalah dibuatnya website khusus Seminari Pius XII Kisol yang dikelola oleh pihak seminari sendiri.

“Melalui website ini kita dapat mengikuti perkembangan seminari secara mendetail. Kita dapat menyumbangkan ide pemikiran terkait pembangunan seminari itu sendiri kedepannya,” jelas dosen muda di Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini.

Seminari Kisol yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu sekolah yang khusus untuk para siswa dari Agama Katolik.

Lembaga pendidikan ini yang berdiri sejak tahun 1955 oleh misionaris asal Belanda, Pastor Leo Perik SVD telah menghasilkan ribuan alumni, yang kini tersebar di seluruh Indonesia dan di berbagai belahan dunia. (Evan Lahur, Yogyakarta)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini