Heboh! Di Wae Lengga Manusia Dibawa Makhluk Halus

gelapBorong, Floresa.co – Warga di Wae Lengga, Ibukota Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang dihebohkan dengan kabar tentang seorang pria yang dibawa mahkluk halus dengan cara diterbangkan ke sebuah sumber mata air, Wae Mata Nginda.

Salah seorang warga Wae Lengga, Agustinus Nggose menceritakan peristiwa ini kepada Floresa, Kamis (18/9/2014).

Kejadian itu, kata dia, menimpa seorang bapak bernama Hans. Ia diduga warga dibawa oleh makhluk halus yang dalam bahasa lokal disebut “Darat”, di mana biasanya diidentikan dengan makhlus halus perempuan yang cantik.

Kata Agustinus, peristiwa yang dialami Hans terjadi Minggu lalu, ketika Hans bertamu ke rumah keluarganya di Kampung Wae Wole.

Dari tempat tinggalnya ke Kampung Waewole berjarak kurang lebih 2 kilometer.

Setelah Hans berangkat dari rumah, keluarganya mengontaknya melalui telepon seluler. Saat itu, kata Agustinus, Hans mengaku sedang makan malam.

Lantas, keluarganya berpikir, Hans tidur di rumah keluarganya di Kampung Wae Wole.

Tapi ternyata, kata Agustinus, Hans pergi dari rumah keluargnya di Wae Wole tengah malam, lewat jendela. Ia ingin kembali ke rumahnya.

Saat melewati jembatan Wae Wole sekitar pukul 22.00 Wita, Hans berjumpa dengan seorang anak perempuan yang berwajah cantik.

Anak itu bertanya, ‘Om kemana?’, Hans menjawab, ‘Saya mau pulang ke rumah’.

“Dari jembatan itu, mereka jalan bersama-sama sambil bercerita”, kata Agustinus.

Setibanya di depan rumahnya, Hans melihat rumahnya dan orang-orang yang sedang duduk di depan kios, tetapi Hans sulit menyapa mereka.

Agustinus melanjutkan, dari depan rumahnya, Hans terus berjalan bersama anak perempuan yang berpostur pendek itu melewat Terminal Wae Lengga dan Pasar Wae Lengga.

Nah, sampai di Jembatan Waelengga, kata dia, anak perempuan itu meminta agar Hans memegang bahunya. Sesaat kemudian, tiba-tiba keduanya terbang menuju mata air Mata Nginda.

Selama hampir 24 jam, Hans bersama dengan makhluk halus di mata air tersebut. Selama disana, kata Agustinus, Hans ditanya oleh seseorang yang berjenggot, ‘apakah engkau kenal saya?’, lalu kemudian Hans menjawab, ‘Tidak’.

Setelah itu, mahkluk halus itu masak nasi dan masak air ramuan. Lalu, Hans dibekali oleh ramuan dan dedaunan yang dapat mengobati berbagaai penyakit dihantar pulang oleh anak perempuan tadi sampai di belakang selokan rumahnya.

Keluargnya kemudian menemukan Hans dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Mereka pun memanggil Pastor Paroki Santo Arnoldus dan Yoseph Waelengga, Pastor Hironimus Jelahu untuk mendoakannya.

Kepada Pastor itu bersama dengan sejumlah warga yang memadati rumahnya, Hans berceritera, selama di mata air Mata Nginda, kepala mahkluk halus itu yang memiliki jenggot panjang mengatakan, di tempat itu sudah ada 77 orang.

Lalu, mereka memberikan daun dan ramuan obat-obatan yang dapat menyembuhkan yang disimpan di dalam lilit kain di bahunya dan yang lain dimasukkan dari kaki.

Hans juga menceriterakan, tujuh hari lagi mahkluk halus itu akan datang ke rumahnya lagi.

Pastor Roy menuturkan, setelah dibujuk dan diberikan pengertian dengan baik, maka ramuan itu diserahkan oleh Hans untuk didoakan dan dimusnahkan, demi memutus komunikasi antara mahkluk halus itu dengan Hans.

“Ramuan itu saya sudah doakan dan sudah dibakar di belakang pastoran. Setelah ramuan itu dibakar, mahkluk halus itu tidak datang lagi ke rumahnya,” jelasnya. (Markus Makur)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini