Borong Kurang Air, Tapi Bupati Tote Pake Uang Negara Beli Mobil Mewah

Bupati Manggarai Timur, Yosep Tote (Foto: Ist)
Bupati Manggarai Timur, Yosep Tote (Foto: Ist)

Floresa.co – Langkah Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur membeli mobil Pajero Sport seharga Rp 400 juta untuk diberikan kepada Polres Manggarai terus menuai kecaman.

Pasalnya, pembelian mobil itu dilakukan di tengah banyaknya persoalan yang tidak ditangani di Matim, termasuk krisis air minum yang juga terjadi di Borong, ibukota kabupaten itu.

“Kami di Borong saja masih susah air, bagaimana pemerintah pikirkan ini,” kata Wili Nurdin, Wakil Ketua DPRD Matim periode 2009-2014, Senin (8/12/2014).

Wili mendesak agar aparat penegak hukum menyelidiki masalah pengadaan mobil itu, yang diduga sejumlah pihak merupakan bentuk gratifikasi, berhubung Polres Manggarai sedang menyelidiki dugaan kasus korupsi 21 miliar dana APBD 2012 oleh Pemkab Matim.

Ia juga menyarankan, sebaiknya mobil itu dikembalikan, apalagi proses pengadaannya tanpa sepengetahuan DPRD.

Ketua DPRD Matim periode 2009-2014 yang juga Ketua Tim Pembahasan Anggaran, Yohanes Nahas sudah mengonfirmasi bahwa pengadaan mobil itu memang tidak dibahas di dewan.

“Tidak ada anggaran untuk pembelian mobil berjenis Pajero Sports seharga Rp 400 juta untuk diberikan kepada Polres Manggarai. Yang pernah dibahas oleh tim anggaran di perubahan anggaran, yaitu pembelian tiga unit mobil untuk tiga pimpinan DPRD yang baru,” kata Nahas.

Sementara itu, sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Matim, Matheus Ola Beda, mengatakan, mobil tersebut bukan hibah ke Polres Manggarai  tapi hanya bersifat pinjam pakai.

Jika sewaktu-waktu Pemkab Matim memerlukan mobil itu atau Polres Manggarai sudah memiliki mobil sendiri, kata dia, maka mobil itu akan dikembalikan.

“Polres sangat membutuhkan mobil untuk melaksanakan tugas karena Polres Manggarai memiliki wilayah kerja sangat luas di Manggarai Raya sampai wilayah Matim. Itu sebabnya Pemkab Matim memberikan pinjam pakai satu unit mobil Pajero Sport seharga Rp 400 juta yang dibeli menggunakan dana APBD 2014. Jika sewaktu-waktu Pemkab Matim butuh bisa ambil kembali. Sebab dalam berita acara sera terima mobil tersebut sifatnya hanya pinjam pakai bukan hibah,” kata Ola Beda.

Namun, Egidius Mankul, salah satu tokoh masyarakat Matim mengatakan kepada Floresa.co, dirinya masih mempertanyakan dasar pembelian mobil tersebut dan meminta pihak kepolisian untuk segera mengembalikannya ke Pemda Matim.

Hal itu, kata dia, penting agar pengadaan mobil tersebut tidak dipersoalkan terus dan tidak menimbulkan banyak kecurigaan.

“Publik sudah nilai, Polres dapat mobil itu, dampaknya kasus-kasus korupsi di Matim, diduga akan didiamkan. Kalau alasan Polres wilayah kerja yang luas, bentuk saja Polres di Matim”, kata Egidius. (ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini