Irigasi Wae Laing Ambruk, Ratusan Hektar Sawah di Dampek Terancam Gagal Panen

Sawah di Dampek, Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, NTT (Foto: Ardy Abba/Floresa)
Sawah di Dampek, Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, NTT (Foto: Ardy Abba/Floresa)

Borong, Floresa.co – Akibat derasnya curah hujan beberapa hari terakhir yang melanda Manggarai Timur (Matim), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan irigasi Wae Laing di Dampek, Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda roboh.

Irigasi induk yang mengairi empat ratusan hektar persawahan warga itu roboh pada Sabtu (10/1/2015) malam di Tampang, wilayah hutan yang dilewati jalur irigasi itu.

Putusnya irigasi Wae Laing ini menyebabkan sawah warga terancam gagal panen. Padahal, saat ini padi-padi di persawahan Dampek hendak berbunga.

Padi warga terlihat sudah mulai menguning lantaran tak dialiri air pasca bencana longsor yang menyebabkan beberapa konstruksi bangunan jatuh ke jurang.

irigasi Wae Laing
Kondisi irigasi yang ambruk. (Foto: Floresa)

Anton Dergong, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Matim mengatakan kepada Floresa.co di Borong, Rabu (14/1/2015),  pembangunan irigasi milik Pemprov NTT di daerah itu sudah putus total sehingga tidak bisa mengairi persawahan warga lagi.

“Harapannya pihak provinsi segera menanggapi ini. Kalau tidak masyarakatnya kelaparan,” kata Dergon.

Kata Dergon, sebenarnya, irigasi ini sudah rusak pada 19 November 2014 lalu. Namun, kerusakan irigasi yang airnya diambil dari hutan negara Golo Munga itu hanya menyebabkan debit air berkurang.

Tingginya curah hujan pada pekan lalu, demikian Dergon, menyebabkan irigasi tersebut sudah putus total hingga tak mengaliri sedikit pun air ke persawahan warga.

Ia mengaku, hingga kini warga Dampek sedang menunggu perbaikan irigasi itu dari Pemprov NTT.

“Kami sudah kirim laporannya ke BPBD Provinsi NTT. Dan, mereka minta agar lapor terus perkembangannya tiap hari,” tutur Dergon. (ADB/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini