Anggota DPRD NTT Pantau Kerusakan Jalan Raya Ruteng- Iteng

Yeni Veronika, anggota DPRD NTT sedang mendokumentasikan bagian jalan Ruteng-Iteng yang rusak. (Foto: Ardy Abba/Floresa)
Yeni Veronika, anggota DPRD NTT sedang mendokumentasikan bagian jalan Ruteng-Iteng yang rusak. (Foto: Ardy Abba/Floresa)

Ruteng, Floresa.co – Salah satu Anggota DPRD NTT dari daerah pemilihan Manggarai Raya, Yeni Veronika memantau kondisi jalan raya di yang menghubungkan kota Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai, dengan kota Iteng, ibukota Kecamatan Satar Mese, di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jalan provinsi ini sebelumnya dilaporkan rusak di beberapa titik meski baru diperbaiki pada November 2014 lalu dengan anggaran dari APBD Provinsi NTT sebesar Rp 1,487.623.000.

Di lokasi, Yeni yang berasal dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mendokumentasikan sejumlah titik kerusakan.

“Saya akan serahkan semua bukti kerusakan ini ke Dinas PU (Pekerjaan Umum-red) Provinsi NTT, supaya mereka juga tahu seperti apa kondisi di lapangan,” tegas Yeni kepada Floresa.co saat ditemui di lokasi proyek, Minggu (01/02/2015).

Politisi perempuan yang meraup 21.300 suara pada Pemilihan Legislatif lalu ini menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak rakyat, termasuk memperjuangkan jalan Ruteng-Iteng agar segera diperhatikan Pemprov NTT.

Apalagi, kata Yeni, jalur ini penting karena merupakan salah satu pusat lalu lintas ekonomi di daerah yang sedang dipimpin Cristian Rotok itu.

Sejauh ini memang pengerjaan proyek yang dibagi ke dalam 4 segmen ini belum diserahterimakan kepada Pemprov NTT.

Sebelumnya, ketika berbincang dengan Floresa.co di Ruteng, pemilik CV Tiga Putra Sejati yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan, mengaku, kerusakan jalan Ruteng-Iteng disebabkan kondisi alam yang tidak mendukung dan curah hujan yang cukup besar saat pengerjaan sehingga beberapa mata air tumbuh di badan jalan.

“Jalan Ruteng-Iteng itu sebenarnya tidak layak status pemeliharaan saja sebab traffic yang sangat tinggi dan resikonya tinggi pula. Ia terlalu kecil dan sempit, mestinya pembangunan harus ke peningkatan,” ujarnya.

Jika pembangunan berbasis peningkatan, sebutnya, perlu dana dana lebih besar.

Selain itu, kata dia, selama pengerjaan jalan ini pihaknya menemukan kendala akibat kerusakan badan jalan lama.  Adapula kendala lain seperti belum adanya drainase sehingga air masuk ke badan jalan.

Menanggapi hal tersebut, Yeni menyatakan, apa yang disampaikan kontraktor itu tidak bisa diterima sebagai sebuah alasan untuk mengerjakan proyek dengan kualitas yang rendah sehingga mudah rusak.

Yeni pun mempertanyakan kesanggupan kontraktor saat proyek tersebut ditenderkan. (ADB/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini