Di Sikka, Pusat Galeri Seni Malah Jadi Tempat Dagang Barang Elektronik dan Furnitur

Pusat Galer Sika, Tampak Dari Depan.
Pusat Galeri Sika, Tampak Depan.

Maumere, Floresa.co – Pusat Galeri Seni yang seharusnya diperuntukkan sebagai tempat untuk memajang berbagai hasil karya kesenian khas daerah kabupaten Sikka, malah dijadikan sebagai tempat menjual berbagai produk elektronik dan furniture.

Pusat Galeri Seni yang terletak di Jalan Eltari, kota Maumere, Flores ini memang belum diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Sikka, meski sudah rampung dibangun.

Alih-alih digunakan sebagai tempat pameran karya seni, selama pekan ini Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka malah menyewekan halaman galeri ini kepada salah satu perusaaan pembiayaan kredit elektorik di Kota Maumere.

Berbagai produk elektronik seperti televisi, kulkas, mesin cuci, dan sound sistem, serta produk furniture seperti lemari, meja makan, lemari hias dan tempat tidur (spring bed), terpajang rapi di lima stand yang dibangun persis di depan halaman panggung pertunjukan di kompleks Pusat Galeri Seni tersebut.

Pantauan Floresa.co di lokasi, Selasa (17/02/2015) pagi, stand nampak ramai dikunjungi oleh warga kota Maumere karena perusahaan pembiayaan kredit tersebut sedang memberikan promo bagi pembelian produk.

Seorang penjaga stand yang meminta namanya tidak diungkapkan mengatakan kegiatan promosi produk elektronik ini sudah dilaksanakan sejak Sabtu (14/2/2015) dan akan berakhir pada 20 Februari nanti.

Anggota DPRD Sikka, Stef Sumandi, S.Fil ditemui di Kantor DPC PDI-P mempertanyakan alasan Dinas Pariwisata menyewakan halaman pusat galeri tersebut sebagai tempat berdagang berbagai produk elektronik dan furniture.

Menurutnya, DPRD Sikka secara institusi tidak pernah diinformasikan terkait penyewaan lokasi tersebut kepada pihak lain untuk penjualan produk komersil. Menurut Stef penyewaan galeri untuk kegiatan komersil menunjukan Dinas Pariwisata berjalan tanpa sebuah perencanaan yang baik dan matang.

Ini, lanjut dia mengindikasikan pemerintah tidak menyiapkan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten (RIPPK) sehingga pembangunan menjadi tidak jelas dan tidak tahu akan dibawa kemana.
“Dampaknya ya pada hal- hal kecil begini. Ini akibat ikutan dari kurangnya perencanaan yang baik,” tegasnya.

Menurut Stef hal ini jelas kontraproduktif dengan program Bupati Sikka yang menjadikan pariwisata sebagai salah satu program unggulan pemerintah. (Mario Sina, kontributor Floresa.co di Maumere)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini