Walhi NTT Akan Gelar Festival Pangan Lokal di Pubabu-Besipae

Festival pangan lokalFloresa.co – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Cabang Nusa Tenggara Timur (Walhi NTT) akan menggelar festival pangan di komunitas masyarakat adat di Pubabu-Besipae, Timor Tengah Selatan (TTS) pada Jumat-Minggu (27-29/3/2015).

Melky Nahar, Manager Kampanye Walhi NTT mengatakan kepada Floresa.co, Rabu (25/3/2015), festival ini bertujuan membangun solidaritas antarmasyarakat adat guna bertukar pengalaman dalam bidang pertanian.

Masyarakat Pubabu – Besipae merupakan kelompok dampingan Walhi NTTT yang terwadah dalam Ikatan Tokoh Adat Penegak Kebenaran dan Keadilan (ITA PKK).

“Mereka sedang berusaha mewujudkan impian kedaulatan atas pangan melalui pengembangan produksi tanaman pangan lokal, seperti jagung, sorghum, sesawi, dan sejenisnya”, kata Melky.

“Pengembangan tanaman pangan lokal ini melalui upaya pemanfaatan hutan yang ada dengan sistem bertani tumpangsari dan tetap menjaga kelestarian hutan dan air.”

Ia menjelaskan, saat ini, pengembangan tanaman pangan lokal tersebut sudah mulai masuk pada tahapan pemanenan.

“Itu artinya, lahan yang sudah dan sedang dimanfaatkan masyarakat, ada sebagian yang nantinya tak termanfaatkan pasca panen tahun ini”, katanya.

Sebagai langkah antisipatif, jelas Melky, masyarakat yang tergabung dalam ITA PKK memandang penting untuk segera dicarikan solusi, berkaitan dengan model pertanian yang akan digunakan pasca panen pada lahan kering dan model pengolahan terhadap hasil produksi pangan lokal.

“Selain itu, soal capacity building masyarakat menjadi agenda utama yang perlu mendapat perhatian lebih. Dengan itu, kami berkeyakinan, upaya mewujudkan kedaulatan atas pangan akan terwujud,” jelasnya.

Rangkaian acara dalam festival ini mencakup workshop tentang strategi mengembangkan pertanian melalui pemanfaatan hutan untuk produktivitas pangan lokal serta meningkatkan produktivitas pangan melalui pengembangan pertanian organik dan pemanfaatan energi alternatif biogas.

Selain itu akan digelar pameran foto lingkungan dan kearifan lokal serta pameran pangan dan produk masyarakat lokal.

Ada juga acara hiburan, seperti lomba menari, menyanyi yang dikemas dalam nuansa lokal, juga ada panggung hiburan.

Melky menjelaskan, peserta kegiatan ini adalah perwakilan masyarakat adat tiga batu tungku yaitu Mollo, Amanatun dan Amanuban serta pemerintah desa setempat dari Linamnutu, Polo, Mio, Oeekam dan Enoneten.

”Kegiatan ini, penting dilakukan untuk meneguhkan komitmen masyarakat dalam membangkitkan kesadaran mengedepankan komitmen adat untuk pemenuhan kebutuhan akan pangan,” urai Melky. (ARL/Floresa)

 

spot_img

Artikel Terkini