Petani Kopi Manggarai Bertekad Siapkan 555 Ton Kopi Untuk Ekspor

kop
Ilustrasi (Foto: Beritasatu.com)

Floresa.co- Sejumlah petani kopi yang bergabung dalam Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom) bertekad untuk menyediakan dua juta liter atau setara 555 ton kopi Arabika basah untuk dijual ke PT Indocom, eksportir kopi Flores.

Hal ini diungkapkan Lodovikus Vadirman, Ketua Asnikom, ketika ditantang PT Indocom untuk menyediakan kopi sebanyak itu, Rabu, (26/3/2015).

“Anggota Asnikom sanggup menyiapkan kopi yang diminta sebanyak itu. Tawaran kerja sama ini peluang besar bagi petani memperoleh pendapatan yang lebih bagus dibanding dijual kepada pengepul,” kata Lodovikus.

Asnikom yang terbentuk dalam tiga tahunan ini, kata Lodovikus, telah meregistrasi 229 anggota dari jumlah keseluruhan 800-an orang. Sebagian besar yang belum menjadi anggota tersebar pada 18 desa di Kecamatan Poco Ranaka dan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur.

Hambatan modal yang menjadi masalah bagi Asnikom membeli kopi anggotanya, kata Lodovikus, sudah ada komitmen dari Pemkab Manggarai Timur memberi pinjaman Rp 1,5 miliar, PT Bank NTT Cabang Borong Rp 500 juta dan Koperasi Karyawan Dioses (Kopkardios) Keuskupan Ruteng Rp 500 juta.

Sementara itu, Suherman, Perwakilan PT Indocom Surabaya, menuturkan, berapa pun banyak kopi olahan dari Unit Pengolahan Hasil (UPH) akan dibeli eksportir.

Harga kopi olahan dari UPH, lanjut Suherman, jauh lebih menguntungkan bagi petani. Kualitas dan mutu kopi terjamin, sehingga petani punya posisi tawar yang kuat dengan eksportir untuk menegosiasikan harga

Saat ini, kata Suherman, perwakilan eksportir, Dinas Perkebunan, Veco dan Kopkardios mengunjungi petani untuk memberi bimbingan menjelang panen kopi yang dimulai bulan April sampai Juni.

Persiapan itu dimaksudkan agara petani memiliki pemahaman melakukan panen dan pengolahan yang baik.

Menurut Suherman, bahan baku (kopi) cukup tersedia di petani. Selama itu, petani tidak memiliki posisi tawar yang seimbang karena terlilit ijon. Harga kopi jatuh, mutu kopi rusak dan merugikan petani. Sebab, petani lebih dahulu mengutip sejumlah uang dari pemilik modal yang dikembalikan dalam bentuk sejumlah kopi berdasarkan kesepakatan.

“Mudah-mudahan bisa terkumpul 1,5 juta liter dari target 2 juta liter. Perkiraan saya sekali panen kopi di Poco Ranaka dan Poco Ranaka Timur 1.200 ton,” pungkasnya. (Kupang.Tribunnews/ARS/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini