Prosesi Semana Santa di Larantuka Berlangsung Aman

Seperti inilah prosesi laut yangtmelibatkan ratusan perahu motor di Larantuka. Sesuai tradisi, kapal-kapal motor maupun ketinting (sampan tradisional) melakukan perarakan melalui laut untuk mengiringi Patung Tuan Meninu (Kanak Yesus). (Foto: dokumen Floresa.co)
Seperti inilah prosesi laut yangtmelibatkan ratusan perahu motor di Larantuka. Sesuai tradisi, kapal-kapal motor maupun ketinting (sampan tradisional) melakukan perarakan melalui laut untuk mengiringi Patung Tuan Meninu (Kanak Yesus). (Foto: dokumen Floresa.co)

Floresa.co – Prosesi Semana Santa di kota Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (3/4/2015) dilaporkan berlangsung dengan aman.

Ribuan peziarah Katolik dari berbagai daerah di Tanah Air, sejak Jumat pagi, memenuhi pesisir pantai Larantuka, untuk mengikuti prosesi laskar laut Tuan Meninu (arca bayi Yesus), sebagai bagian dari tradisi Jumat Agung nan sakral itu.

Maria Rosdalima Panggur, salah satu peziarah asal Kabupaten Manggarai Timur mengatakan kepada Floresa.co, tidak ada masalah selama prosesi.

“Walau hari Jumat Agung ini mulai awal prosesi sampai mau mulai Misa hujan mengguyur, tetapi umat tetap antusias mengikuti rangkaian prosesi,” katanya.

Jumlah peziarah yang mengikuti prosesi tahun ini, kata dia, menurun dibanding tahun lalu.

“Dari teman kami nginap dia bilang bahwa tahun ini jumlah peziarah turun. Mungkin karena insiden kapal tenggelam tahun lalu,” jelasnya.

Rangkaian prosesi dimulai pukul 12.00 WITA, di mana sampan yang membawa Tuan Meninu diberangkatkan dari pelabuhan Sarotari menuju Pantai Kuce.

Paling depan sampan yang mengarak Arca Tuhan Meninu, menyusul sejumlah sampan dayung.

Di antara sampan-sampan terdapat kapal-kapal patroli laut, dan paling belakang adalah kapal-kapal yang mengangkut peziarah hingga tiba pukul 13.00 di Pohon Siri, titik terakhir prosesi laut.

Sepanjang perjalanan laut, umat dan para peziarah mendaraskan Doa Bapa Kami dan Salam Maria.

Di sepanjang tepi pantai, mulai dari Pantai Palo membeludak umat yang menyaksikan dari tepi pantai.

Jumlah umat yang tidak ikut prosesi laut jauh lebih banyak dari umat yang ikut prosesi di laut.

Mereka yang tidak ikut dalam prosesi laut, melewati daratan, selanjutnya menunggu Tuhan Meninu di Pantai Kuce, Pohon Siri.

Sejak arca Tuhan Meninu tiba di Pohon Siri, umat sudah menunggu, langsung berdevosi dengan mencium arcanya.

Maria yang ikut dalam prosesi laut mengatakan, tampaknya dinas perhubungan dan kepolisian lebih bagus mengorganisir peziarah.

“Semua didata dan dicek, di mana juga diterapkan aturan, kapal kecil hanya boleh mengangkut sampai 10 penumpang. Sementara kapal besar sampe 20-an saja,” jelasnya.

Pemerintah memang lebih wasapada dalam pelaksanaan prosesi tahun ini, demikian kata Bupati Flotim Yoseph Lagadoni Herin beberapa waktu lalu.

Sementara untuk pengamanan, pihak kepolisian mengerahkan seribu personel, ditambah dari TNI Angkatan Laut dan Kopassus.

Pada prosesi tahun lalu terjadi peristiwa naas saat prosesi, sebuah perahu motor milik Nelayan Bakti dengan nomor lambung 74 yang membawa sekitar 88 peziarah, tenggelam di perairan Pantai Palo, Kota Rowido, Sarotari Tengah, Kecamatan Larantuka, yang mengakibatkan sembilan orang tewas. (ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini