PMKRI Pertanyakan Jembatan Ra’a Sali di Sikka yang Ditelantarkan Kontraktor

Maumere, Floresa.co – Pembangunan jembatan Ra’a Sali di Dusun Wolofeo, Desa Renggarasi, Kecamatan Tanawawo, Kabupaten Sikka hingga kini belum tuntas.

Akibatnya, sampai saat ini jembatan tersebut belum bisa digunakna oleh warga di kecamatan Tanawawo. Padahal jembatan ini merupakan penghubung empat desa yang berada di wilayah kecamatan tersebut yaitu Desa Renggarasi, Desa Bu Utara, Desa Loke dan Desa Poma.

Aktivitas masyarakat dan pergerakan kendaraan beroda dua maupun roda empat pun mengalami gangguan. Kendaraan harus melintasi jalan darurat yang melalui lahan warga. Jalan daurat ini pun dikenakan biaya oleh pemilik lahan. Akibatnya, biaya distribusi barang menjadi mahal dan pada gilirannya harga jual barang pun menjadi lebih mahal.

Berdasarakan penelusuran PMKRI Cabang Maumere, jembatan yang dibangun di atas Kali Ra’a Sali tersebut dikerjakan oleh PT Duta Karya dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Sikka Tahun 2014 senilai kurang lebih Rp 1,5 miliar.

Proyek jembatan ini mandek karena ada kendala pembebasan lahan persawahan milik warga bernama Beti. Sebagian badan jembatan menggunakan lahan sawah miliknya. Namun, Beti tidak bersedia lahan sawahnya tergerus akibat pembangunan jembatan itu.

Akibatnya, pembangunan jembatan tersebut pun tidak tuntas. “Nampak pada ujung jembatan yang tidak berhasil disambung ke badan jalan terdapat sebuah pagar yang dibuat oleh pemilik sawah untuk menutupi batas area persawahannya. Kami juga menemukan di tempat tersebut tidak terpancang papan proyek pembangunan jembatan,”ujar Marsel Minggu, Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Cabang Maumere dalam siaran pers belum lama ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Presidium PMKRI Cabang Maumere, Marsianus Wawo Daso, S.Fil. Menurutnya, PMKRI menaruh harapan besar Besar agar kebijakan yang diambil Pemda Sikka jangan sampai mengorbankan nasib warga terutama pemilik sawah tersebut.

Nus Daso, begitu ia akrab disapa menegaskan bahwa PMKRI juga meminta BPK agar segera melakukan pemeriksaan terhadap anggaran yang dialokasikan dalam proyek pengerjaan jembatan tersebut yang hingga saaat ini belum jelas.

Ia menilai persoalan jembatan ini terjadi karena lemahnya perencanaan sebelum pengerjaan jembatan dimulai. Karena itu, menurutnya, pihak yang berkaitan langsung dengan persoalan ini perlu dimintai pertanggungjawabannya.

PMKRI Cabang Maumere juga mendesak pemerintah Kabupaten Sikka untuk segera mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan proyek pengerjaan jembatan tersebut. Apabila tidak menemukan titik temu antara pemerintah dan pemilik area persawahan, maka PMKRI mengusulkan agar segera membangun jembatan yang baru demi optimalisasi pelayanan dan transportasi di wilayah kecamatan Tanawawo. (Mario Sina/PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini