7.800 Orang Manggarai Digigit Anjing Rabies, 42 yang Tewas

Ruteng, Floresa.co – Kasus gigitan anjing yang kemudian menimbulkan penyakit rabies sejak tahun 2000 hingga sekarang di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat sebanyak 7.800 kasus.

Dari total kasus ini sedikitnya sudah menewaskan 42 nyawa orang Manggarai.

Hal tersebut disampaikan Christian Rotok, Bupati Manggarai dalam sambutannya yang dibacakan oleh Yos Mantoro, Kepala Dinas Peternakan daerah itu saat hadir dalam acara vaksinasi anjing di Gereja Paroki St Wihelmus Ngkor, Kecamatan Ruteng, Rabu (29/4/2015).

Dalam kegiatan vaksinasi 400-san anjing warga dari empat desa di sekitar Paroki Ngkor tersebut, Rotok mengakui, hingga kini upaya pemberantasan kejamnya serangan rabies belum mencapai 100 persen.

Vaksinasi anjing di Paroki Ngkor berlangsung karena kerja sama Pemkab Manggarai dengan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (KPSE) Keuskupan Ruteng.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Uskup Ruteng Mgr Hubertus Leteng, Vikep Ruteng Romo Kanis Ali Pr, Pastor Paroki Ngkor Romo Rikard Manggu Pr, serta semua pastor di Kevikepan Ruteng.

Dalam kesempatan tersebut, bupati berharap agar kerja sama dengan Gereja kali ini dapat mengendalikan dan memberantas penyakit rabies yang sedang menggerogoti masyarakat.

Pastor Beny Jaya, Ketua KPSE Keuskupan Ruteng sekaligus ketua tim komunikasi pemberantasan rabies keuskupan menegaskan, kegiatan ini merupakan hasil musyawarah bersama antara pemerintah dan Food and Agriculture Organization (FAO).

Namun, kata Beny, tahun ini yang merespon untuk sementara hanya Kabupaten Manggarai.

Untuk kabupaten lainnya yaitu Manggarai Timur dan Manggarai Barat, kata dia, prinsipnya Keuskupan Ruteng siap bekerja sama.

“Kita punya niat baik bahwa rabies harus hilang dari tiga Manggarai. Kegiatan di Kevikepan Ruteng akan dilaksanakan pada setiap paroki dan masing-masing paroki mendapat dana operasional lima juta rupiah,” jelasnya.

Baik komisi KPSE maupun Dinas Peternakan, tutur Beny, menyadari bahwa dana ini  tak cukup untuk biaya operasional. Namun, kesadaran kemanusiaan dan rasa sayang kepada anjing sebagai saudara manusia membuat kegiatan ini akan dijalankan.

Sementara itu, Mgr Huber dalam sambutannya mengatakan, anjing termasuk hewan istimewa karena orang Manggarai juga memperlakukakannya sebagai tali pengikat persaudaraan dengan tamu dari pihak keluarga istri.

Anjing, demikian kata Uskup Huber, juga menjadi pelindung dan penjaga rumah serta membantu manusia saat berburu.

“Dan oleh polisi, anjing ini dipakai untuk menjadi pelacak pelaku kejahatan. Karena itu sangat disayangkan apabila anjing tidak mendapat kasih sayang dari kita,” tuturnya. (Ardy Abba/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini