Tips Mengenali Ciri-ciri Anak Pengguna Narkoba

Floresa.co – Sebuah survei yang digelar tahun ini oleh Badan Narkotika Nasional Nusa Tenggara Timur ( BNN NTT) dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) menunjukkan bahwa terdapat 43 ribu orang warga NTT yang mengonsumsi narkoba.

Hasil survei ini tentu menjadi kenyataan pahit, serentak diharapkan mendorong semua pihak, terutama orangtua untuk bersiaga terhadap penyalagunaan narkoba.

Secara nasional, peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan anak-anak, remaja, dan pelajar terus meningkat. Tentu saja fenomena ini merupakan mimpi buruk bagi orangtua.

Orangtua kadang-kadang tidak sadar anaknya terkena narkoba. Lantas, bagaimana  cara orangtua untuk mengetahui anaknya yang sudah memakai narkoba?

Narkoba merupakan zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain menimbulkan kecanduan, efek jangka panjang penggunaan narkoba bisa menyebabkan berbagai macam penyakit mematikan seperti ginjal, lever, paru-paru dan jantung.

Macam-macam Narkoba

Adapun beberapa macam narkoba dan golongan narkoba yang sering digunakan oleh pemakai narkoba antara lain :

Depresan. Contohnya morfin, heroin dan putaw. Bahan narkoba jenis ini bisa menekan sistem-sistem saraf pusat sehingga pemakai akan merasakan ketenangan sesaat atau tertidur serta tak sadarkan diri.

Stimulant. Contohnya kafein, kokain, amphetamine, sabu-sabu dan ekstasi. Narkoba jenis ini berkerja secara cepat untuk merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan yang tinggi.

Halusinogen. Contohnya mariyuanan, ganja dan LSD (lysergic Acid Diethylamide). Narkoba jenis ini bisa mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Pemakai akan merasakan ketenangan luar biasa dilanjutkan dengan imajinasi tinggi yang bisa mengakibatkan perilaku tidak wajar.

Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang remaja terlibat penyalahgunaan narkoba, diantaranya adalah :

Faktor stres. Anak-anak bisa mengalami depresi jika mendapatkan tekanan yang bertubi-tubi. Terkadang orangtua tidak mempedulikan keinginan melakukan apa yang disukai seorang anak. Apalagi jika orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadinya. Situasi inilah yang membuat anak lari menggunakan narkoba untuk mencari ketenangan sesaat.

Teman pergaulan. Hasrat seseorang anak yang selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru ditambah lingkungan pergaulan yang sudah lebih dulu menggunakan narkoba biasa membuat mereka ikut terjerumus.

Ciri-ciri

Orangtua seringkali tidak menyadari anaknya terlibat penyalahgunaan narkoba. Mereka biasanya baru sadar jika anak mengalami over dosis. Sebagai orangtua, upaya pencegahan masih bisa dilakukan salah satunya dengan mengenali sejak dini penyalahgunaan narkoba pada anak.

Seperti apa gejalanya? Dijelaskan A. Kasandra Putranto, psikolog dari Kasandra Associates Jakarta, ada beberapa ciri fisik dan perilaku yang bisa dilihat jika anak sudah terlibat penyalahgunaan narkoba. Berikut ciri fisik serta dampaknya jika seseorang terkena narkoba :

Mata merah. Ini menjadi ciri fisik yang paling sering terjadi untuk semua jenis pemakaian narkoba.

Bau badan. Biasanya pemakai berkeringat dan memiliki bau badan khas atau menyengat. Mereka yang memakai putaw biasanya jarang mandi dan baju yang dipakai itu-itu saja. Selain itu rambut lebih terlihat berminyak dan mudah rontok.

Pernapasan lambat dan dangkal. Hal ini menyebabkan pemakai mengambil napas cepat seperti setelah berolahraga.

Selain ciri fisik, ada juga perilaku yang mengindikasikan seseorang mulai menggunakan narkoba, diantaranya :

Aktivitas tidur terganggu. Pengguna narkoba biasanya sering tidur atau bermalas-malasan sepanjang hari atau sebaliknya.

Perubahan perilaku makan dan minum. Mereka bisa menjadi seseorang yang tidak menyukai makan atau makan secara berlebih.

Menjadi pribadi emosional dan sensitif. Pemakai narkoba lebih cepat tersinggung. Kesalahan kecil dari orang lain dianggap sebagai masalah besar yang mengganggu kepentingannya.

Kekacauan cara berpikir. Bagi mereka yang rutin menggunakan obat terlarang, biasanya cara berpikirnya kacau dan sulit berkonsentrasi.

Kebutuhan uang bertambah. Pemakai narkoba biasanya mulai merongrong keluarga untuk menyediakan sejumlah uang untuk membayar sesuatu.

Mengatasi

Jika anak tercinta sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Orangtua tak perlu bersikap tertutup. Sebaiknya hubungi orang yang ahli di bidang upaya penanggulangan narkoba seperti dokter, konselor dan praktisi narkoba.

Selain itu pengobatan detoksifikasi untuk menghentikan kecanduan narkoba harus dilakukan agar zat yang membahayakan tubuh bisa dibersihkan secara bertahap.

Meskipun demikian, pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati sangat tepat diterapkan untuk mencegah anak terlibat penyalahgunaan narkoba. Peran serta orang tua di rumah diharapkan menjadi pondasi utama membentuk kepribadian seorang anak.

Orang tua wajib memberikan pengetahuan dan bahaya dari penggunaan narkoba sedini mungkin terhadap anak-anaknya. Sehingga tanpa dilarang atau diberi ancaman, mereka akan menyadari bahaya yang akan terjadi di kehidupannya baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. (Sumber: Pantirehab/BNN)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini