Siswa SD Diajak Lestarikan Alam Manggarai Barat melalui Mulok Konservasi

Labuan Bajo, Floresa.co – Siswa-siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Manggarai Barat, Flores NTT,diharapkan aktif terlibat dalam upaya pelestarian alam dan perlindungan keragaman hayati.

Hal itu disampaikan oleh Asiten I Kabupaten Manggarai Barat Benediktus Banu pada saat peluncuran buku modul pendidikan muatan lokal (mulok) Pendidikan Konservasi Lingkungan Hidup Manggarai Barat Senin (29/06/15) di SDN Rangga Watu, Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling.

Mulok tersebut digagas oleh Perhimpunan Pelestarian Liar Indonesia atau Burung Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai Barat.

“Pemda Mabar memberikan dukungan konkret terhadap penyusunan mulok ini melalui Peraturan Bupati No. 13 Tahun 2015 tentang pemberlakukan kurikulum muatan lokal konservasi lingkungan pada satuan pendidikan dasar di kabupaten Manggarai Barat,”ujar Banu.

Sementara itu Tiburtius Hani, Team Leader Burung Indonesia Program Mbeliling mengatakan kabupaten Manggarai Barat (Mabar)  memiliki setidaknya lima daerah penting bagi keragaman hayati.

Kawasan hutan Mbeliling, misalnya, merupakan habitat bagi tumbuhan endemis maupun empat jenis burung endemis terancam punah seperti serindit flores (Loriculus flosculus).

Kabupaten Mabar juga menjadi habitat bagi reptil purba terancam punah, komodo. Satwa dilindungi ini tidak hanya hidup di Taman Nasional Komodo dan Cagar Alam Wae Wuul (keduanya masuk wilayah Mabar), tetapi juga di kawasan yang tidak dilindungi di pesisir barat dan selatan Mabar.

Ia menyebutkan bahwa di kabupaten ini terdapat lebih dari 264 km persegi kawasan hutan yang sebagian besar rentan terhadap kerusakan akibat ulah manusia. Penebangan kayu secara illegal adalah salah satu dari ancaman terhadap hutan di Manggarai Barat.

“Karena itu, upaya pelestarian keragaman hayati harus melibatkan banyak pihak, termasuk anak-anak yang merupakan masa depan konservasi. Dengan menanamkan nilai kecintaan alam sejak dini melalui mulok ini, generasi mendatang di Mabar diharapkan menjadi generasi yang peduli terhadap kelestarian alam,”ujar Tibur.

Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai Barat Magol Marten mengatakan partisipasi anak-anak sekolah dalam upaya pelestarian alam masih kurang. “Padahal, mereka adalah penerima manfaat dan pelaku konservasi masa depan,”ujarnya.

Melalui mulok ini, siswa-siswi dikenalkan dengan keragaman hayati, layanan ekosistem dan habitat penting di Manggarai Barat.

Selanjutnya mereka diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya konservasi dan turut mempengaruhi orang tua mereka agar terlibat dan peduli terhadap pelestarian alam.

Peluncuran mulok Pendidikan Konservasi Lingkungan Hidup ini dihadiri Asisten I Bupati Manggarai Barat, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), perwakilan dari Balai TN Komodo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah PPO dari 10 kecamatan di Mabar,

Juga turut hadir kepala sekolah dan pengajar mulok sekabuten Manggarai Barat, team leader Burung Indonesia serta dinas PPO. Acara ini juga diisi dengan atraksi siswa-siswi SD di Mabar serta bedah buku mulok kelas 1-6 SD. (Sirilus Ladur/PTD/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini