Tiga Uskup Pimpin Misa 40 Malam Ben Mboi

Ben Mboi
Ben Mboi

Floresa.co – Tiga Uskup memimpin Misa mengenang 40 malam meninggalnya Ben Mboi, mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (5/8/2015).

Misa dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, didampingi Mgr Hilarion Datus Lega dan Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, serta beberapa imam.

Sejumlah tokoh ikut menghadiri Misa itu yang dimulai pukul 19.00 WIB itu di Gedung Yustinus, Universitas Atma Jaya Jakartadi.

Beberapa di antaranya, Anggota DPR RI Benny Kabur Harman, CEO Kompas Gramedia Rikard Bagun,  Harry Tjan Silalahi, Rofinus Lahur dan sejumlah tokoh lain.

Mgr Suharyo dalam khotbahnya mengatakan, selama hidup, dengan berbagai profesi yang dijalani, Ben Mboi telah mendedikasikan hidupnya bagi banyak orang.

“Ia telah menjalankan tugasnya dengan baik. Ia adalah pribadi yang telah mewartakan apa yang ia imani,” katanya.

Uskup ini mengisahkan, pernah dalam beberapa kesempatan bertemu Ben Mboi, di mana kata dia, Ben kerap mengajak berdiskusi tentang topik-topik yang berkaitan dengan Gereja.

Sementara itu, Mgr Datus yang dalam Misa tersebut menyampaikan sambutan mewakili keluarga Ben Mboi, mengatakan, ada banyak keutamaan yang bisa dipetik dari pribadi Ben Mboi.

“Ia adalah orang yang menerapkan kata-kata, tegas dalam prinsip, namun lembut dalam cara,” katanya.

Ia juga mengisahkan tentang Ben Mboi yang suka belajar, termasuk belajar Bahasa Latin di usianya yang sudah tua.

Ben Mboi, meninggal pada usia ke-80, Selasa, 23 Juni lalu.

Salah satu tokoh asal NTT ini dengan nama lengkap Aloysius Benedictus Mboi lahir di Ruteng, Manggarai-Flores pada 22 Mei 1935.

Ia menjabat sebagai Gubernur NTT selama 10 tahun, pada 1978-1988, menggantikan El Tari.

Selain sebagai pejabat negara, ia juga dikenal sebagai dokter. Ben merupakan lulusan Universitas Indonesia.

Sebelum masuk ke dunia eksekutif, ia juga berkarir di dunia militer – di mana terakhir ia berpangkat Brigadir Jenderal -, peran yang dilakoninya bersamaan dengan profesi sebagai dokter.

Dialah satu-satunya dokter AD sekaligus combatant dan airborne yang diterjunkan di Irian Barat pada  tahun 1962 dalam Operasi Naga. Bahkan hingga kini dia satu-satunya dokter yang ikut berperang dalam sejarah TNI.

Pada tahun 1986, bersama istrinya, Nafsiah Mboi (mantan Menteri Kesehatan), dia menerima penghargaan Ramon Magsaysay atas pelayanan kemasyarakatan mereka di NTT.

Selama Ben menjadi gubernur NTT, Presiden Soeharto kerap datang sebagai wujud simpati, empati dan solidaritas.

Soeharto juga mengapresiasi tinggi Ben, sampai-sampai ia mengatakan,“Kalau semua gubernur, bupati, wali kota di Indonesia seperti Ben Mboi, Indonesia ini sudah lama maju.”

Di kalangan orang NTT, nama Ben sangat dikenal, sebagai salah satu tokoh senior yang memberi inspirasi serta tokoh yang banyak berjasa dalam pembangunan di provinsi tersebut. (Ari D/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini