Floresa.co – Mahasiswa asal Manggarai di Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok Studi Tentang Desa (KESA) menggelar bedah film, sebagai bagian dari rangkaian acara menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) pertama organisasi mereka.
Dalam acara yang digelar Kamis (12/11/2015) itu, mereka memilih film karya Dedi Miswar, “Alangkah Lucunya Negeri Ini” sebagai bahan diskusi.
Cindy Harus, kordinator acara mengatakan, “film ini secara khusus dipilih oleh panitia karena mencerminkan kehidupan Indonesia sekarang ini, di mana pencuri dibiarkan hidup dan pekerja halal dibiarkan hidup terlantar.”
Dicky Hanus, mahasiswa UPN mengungkapkan, film ini memberi inspirasi bagaimana pendidikan tidak harus dalam sistem formal.
Ia mengacu pada tokoh dalam film, Muluk, yang bisa mengubah hidup para pencopet menjadi tukang asongan.
Film yang menceritakan bagaimana lulusan sarjana manajemen tidak mendapatkan pekerjaan ini, kata Asfram Anjelo, mahasiswa asal Borong, Manggarai Timur, mencerminkan realitas yang terjadi di Manggarai NTT.
“Kita bisa meniai apakah daerah kita memang kekurangan tenaga kerja yang bisa ditempatkan pada bidang terkait atau karena nepotisme. Ini yang perlu kita renungkan bersama,” ujarnya.
Diakhir pemutaran film ini moderator Olan Atisubati mengajak peserta bedah film untuk bercerminlah pada keadaan sekitar dan tetap yakin bahwa sebuah masalah dapat mengantar kita semua pada keselarasaan pola tindak dan perilaku.
“Negara kita patut kita tertawakan setiap saat. Namun apakah kita hanya terus menertawai negeri ini? Marilah kita menjadi Muluk tokoh inspiratif film tadi dalam kehidupan kita sehari-hari”.
Gery Ranus, ketua panitia HUT pertama, mengatakan mengatakan, ada beberapa materi kegiatan yang digelar menjelang puncak acara HUT mereka, Senin, 16 November mendarang. (Rino Goa/ARL/Floresa)
