Di Matim, Sudah 18 Orang Meninggal Karena HIV/AIDS, Pemerintah Pun Promosikan Kondom

Borong, Floresa.co Penyebaran virus HIV/AIDS di Kabupatan Manggarai Timur (Matim) – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kian mengkuatirkan, mendorong pihak pemerintah menggelar kampanye pemakaian kondom pada Selasa (1/12/2015).

Kampanye dengan tema “Perilaku Sehat dan Daerah 100 Persen Wajib Kondom” dalam rangka Hari AIDS Sedunia itu, digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Matim.

Epidemi kasus HIV/AIDS di kabupaten itu memang kian parah. Data KPA menunjukkan, dari 2008 sampai November 2015, terdapat 42 kasus dengan perincian HIV 24 kasus dan AIDS 18 kasus.

Dari jumlah tersebut, 18 orang diantaranya telah meninggal dunia.

Merespon kondisi ini, kampanye promosi penggunaan kondom itu digalakkan. Kampanye itu yang dimulai pukul 10.00 Wita dengan titik start dari lokasi wisata Cepi Watu, melewati Pasar Borong, Terminal Borong, Kampung Bugis, SPBU Borong dan kembali ke Cepi Watu pada pukul 12:30.

Sepanjang rute perjalanan, tim KPA menyampaikan orasi dengan menggunakan pengeras suara kendaraan milik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).

Kampanye itu, tidak hanya melibatkan sejumlah instansi pemerintah, tetapi juga organisasi berbasis komunitas, seperti KDS Solidaritas, Cepi Watu Permai, Flamboyan Pub, Zona Café, Cemara, Stefanny Karoke, Pelangi Café, komunitas ojek, dan komunitas waria, dengan pengawalan ketat sekitar 40 personil kepolisian.

Selain dengan cara orasi, materi kampanye juga disampaikan dengan cara memutar file rekaman materi sosialisasi tim KPA.

Di beberapa titik keramaian dan padat penduduk, seperti di Pasar Borong, Terminal Kota Borong, Perempatan Kampung Bugis dan di SPBU Borong, iring-iringan kendaraan berhenti dan tim KPA pun beraksi menyampaikan orasi selama kurang lebih sepuluh menit.

Maria GS Ratna, pengelola program KPA Matim mengatakan, virus HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi HIV.

Karena itu, jelasnya, penggunaan kondom adalah salah satu upaya nyata untuk mencegah penularan baru virus tersebut atau zero new infection.

Menurut Ratna, pihaknya telah melakukan pemetaan sebaran HIV AIDS dan tempat beresiko.

Karena itu, bersama pemerintah daerah, mereka berkomitmen melakukan intervensi konkret lewat program wajib kondom 100 persen di sejumlah lokasi yang dipetakan tersebut.

Fenomena Gunung Es

Ratna mengatakan, 42 kasus yang ditemukan oleh KPA tidak menggambarkan jumlah riil pengidap HIV/AIDS di Matim.

Karena, kata dia, penyebaran penyakit ini erat kaitannya dengan fenomena gunung es.

Kasus-kasus yang terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul di atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat – yang digambarkan sebagai bongkahan es di bawah permukaan air laut – masih banyak.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Matim, Hironimus Nawang, mengatakan. 18 warga yang sudah meninggal adalah angka yang cukup mengkuatirkan.

Menurutnya, berbagai telah dilakukan pemerintah melalui KPA dan Badan Narkotika, mulai dari upaya pencegahan, perawatan serta upaya menciptakan lingkungan yang kondusif.

Ia menjelaskan, kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mencegah infeksi baru, mencegah kematian akibat AIDS dan menghilangkan stigma dan diskriminasi terkait HIV dan AIDS, serta peningkatan kualitas hidup bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Kampanye promoso kondom pada Selasa kemarin, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut Hari AIDS di Matim.

KPA Matim juga menggelar seminar sehari di Paroki Mukun atas kerjasama dengan Yayasan Ayo Indonesia, Keuskupan Ruteng, Paroki Mukun dan dihadiri oleh Wakil Bupati Andreas Agas, selaku ketua pelaksana harian KPA Matim, Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris KPA Matim dan perwakilan ODHA.

Sementara itu, sepekan sebelumnya digelar rangkaian kegiatan, antara lain talk show di radio, Sosialisasi HIV dan AIDS untuk masyarakat transportasi di terminal Borong dengan audiens para sopir, ojek dan warga pasar.

Juga dilakukan sosialisasi HIV AIDS di Hotel Kasih Sayang bersama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) dan para kepala desa se-Matim.

Kegiatan ini bagian dari upaya pengintegrasian program desa peduli AIDS. (Laporan Alfan Manah/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini