Floresa.co – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melaporkan bahwa wilayah Ruteng Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali diguncang gempa bumi tektonik akibat aktivitas sesar lokal, demikian laporan Kantor Berita Antara.

Gempa bumi ini merupakan yang kedua di Ruteng sejak memasuki bulan September 2016, kata Sumawan, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Kupang.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pada Selasa, 6 September 2015 pukul 23.59 WITA dengan kekuatan M=3,7 skala Richter.

Pusat gempa bumi terletak pada 8,71 LS dan 120,56 BT, tepatnya di darat pada jarak 16 km arah tenggara Kota Ruteng pada kedalaman 10 km.

Pada 1 September 2016, gempa dirasakan juga mengguncang Ruteng dan sekitarnya dengan kekuatan 3,0 skala Richter. Namun demikian pada gempa bumi kali ini, episenter bergeser ke arah tenggara dari episenter gempa bumi Ruteng 1 September 2016 lalu, ucapnya, menjelaskan.

Dia menambahkan, hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan cukup kuat terjadi di wilayah yang hampir sama dengan gempa bumi Ruteng 1 September 2016.

Wilayah-wilayah yang merasakan guncangan cukup kuat itu, yaitu daerah Ruteng, Lao, Rejeng, Kuwu, Deru, Wodo, Wado, Tando, Tok, Mborong, dan Todo pada skala intensitas II SIG BMKG (III-IV MMI).

Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi.

Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Berdasarkan peta tatanan tektonik daerah NTT tampak bahwa di zona gempa bumi selatan Ruteng memang terdapat struktur sesar mendatar yang masih aktif.

Catatan aktivitas gempa bumi BMKG menunjukkan bahwa di Ruteng pernah terjadi gempa bumi kuat dengan magnitudo M=5,9 pada 6 Agustus 1982 menyebabkan terjadinya kerusakan bangunan rumah, gedung perkantoran, dan rumah sakit.

Selanjutnya pada 25 Maret 2003 di Ruteng juga kembali terjadi gempa bumi berkekuatan M=5,3 yang menyebabkan terjadinya kerusakan rumah di Ruteng dan Ende.

Menurut laporan gempa bumi ini, selain merusak beberapa rumah juga menelan korban jiwa sebanyak empat orang dan sebanyak 20 orang menderita luka-luka. (Antara/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Bicara Tuntutan Nakes Non-ASN, Bupati Manggarai Singgung Soal Elektabilitas, Klaim Tidak Akan Teken Perpanjangan Kontrak

Herybertus G.L. Nabit bilang “saya lagi mau menaikkan elektabilitas dengan ‘ribut-ribut.’”

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek