BADJA NTT Bertekad Kawal Pilkada Jakarta Agar Damai dan Tanpa Isu SARA

Floresa.co –  Komunitas BADJA NTT atau Basuki-Djarot Nusa Tenggara Timur (NTT) berjanji untuk konsisten mengawal Pilkada DKI Jakarta agar berjalan damai dan bebas dari isu suku, agama, ras dan golongan (SARA).

BADJA NTT merupakan wadah para diaspora NTT di Jakarta, yang lahir atas inisiasi sejumlah tokoh, di antaranya Melky Mekeng, Gaudens Wodar, Marsel Wawo, Zakaria Sabon, Servas Manek, Hadi Djawas, Ferdinand Lamak, Petrus Selestinus dan sejumlah tokoh lain.

Mereka menegaskan, Pilkada DKI Jakarta mesti melahirkan pemimpin yang mampu melindungi keberagaman dan kebhinekaan sebagai kekayaan budaya bangsa yang sangat bernilai.

Dan, menurut mereka, kriteria demikian ada dalam diri pasangan Basuki-Djarot

“Wajah kebhinekaan, wajah pluralitas dan wajah yang menggambarkan semangat kebangsaan sudah terpancar dengan jelas dalam profil paket Basuki-Djarot atau pasangan nomor urut 2,” kata Petrus Selestinus, Selasa, 1 November 2016.

“Makanya, kami BADJA NTT siap mendukung Basuki-Djarot untuk DKI Jakarta I,” lanjutnya.

Menurut Petrus, BADJA NTT akan memberi warna asli kebhinekaan, keberagaman dan toleran ala NTT dalam kampanye Basuki-Djarot.

Ia menilai, di NTT, kemajemukan, keberagaman dan sikap toleran sangat terawat, terpelihara dan terpupuk dengan  baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Harus diakui, menurut Petrus, selama memimpin DKI Jakarta, Basuki-Djarot telah menginspirasi semua lapisan masyarakat di luar Jakarta.

Keduanya, kata dia, merupakan sosok pemimpin yang mencintai kemajemukan, anti korupsi dan menerapkan model  pembangunan yang berpihak kepada kepentingan rakyat banyak.

“Oleh karena itu, BADJA NTT sebagai bagian dari elemen masyarakat DKI Jakarta yang bertekad memenangkan Basuki-Djarot akan   memberi warna kultural, toleran dan kemajemukan dalam setiap moment kampanye Basuki-Djarot,” ungkap Petrus, yang juga juru bicara Aspirasi Indonesia.

Ia juga menegaskan, Basuki-Djarot merupakan sosok pemimpin yang mampu menterjemahkan harapan masyarakat melalui program-program pembangunan yang langsung dirasakan oleh masyarakat dari berbagai lapisan.

“Sebagai contoh, menghilangkan banjir, membersihkan bagian kota yang kumuh, membangun sistem transportasi publik yang manusiawi sekaligus mengurangi kemacetan dan memperbaiki pelayanan publik yang serba cepat serta secara konsisten tidak memberi celah sedikitpun untuk aparat melalukan korupsi, pungli dan perbuatan tidak terpuji lainnya,” papar dia.

Petrus menilai model kepemimpinan seperti itulah yang diidolakan oleh masyarakat, bukan saja masyarakat Jakarta akan tetapi juga masyarakat di luar Jakarta, yang sudah mulai mendambakan lahirnya pemimpin seperti Basuki-Djarot.

Ia menambahkan, kehadiran BADJA NTT dalam deklarasi Pilkada damai untuk paket Basuki-Djarot di Monas pada 29 Oktober 2016 merupakan wujud tanggung jawab sosial dan politik, baik sebagai penduduk DKI Jakarta maupun sebagai warga diaspora NTT di Jakara.

“BADJA NTT mengucapkan selamat berkampanye damai kepada paket Basuki-Djarot, mari rapatkan barisan untuk memjunjung tinggi kampanye damai, menhargai perbedaan, anti sara dan terlebih-lebih wujudkan pilkada jujur, adil, langsung, bebas dan rahasia,” pungkas Petrus.  (TIN/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini