BPBD Matim Ambil Langkah Antisipatif Hadapi Bencana Alam

Borong, Floresa.co – Menyikapi potensi adanya bencana alam pada musim hujan saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah mengambil sejumlah langkah antisipatif.

Kepala BPBD, Anton Dergong mengatakan, mereka sudah menyiagakan dua unit speed boat dan perahu karet.

Speed boat, kata dia, digunakan untuk membantu para nelayan yang rentan korban bencana.

Dua unit speed boat,  itu Anton, ditempatkan di dua wilayah, yakni 1 unit di wilaya utara, tepatnya di Pota, Kecamatan Sambi Rampas dan satu lagi di wilayah pantai selatan, tepatnya di Borong, Kecamatan Borong.

Ia menambahkan, tim dari BPBD Matim juga telah disiagakan di setiap kecamatan, masing-masing tiga hingga empat orang agar secara kontinyu siap melaporkan bencana yang terjadi.

BPBD, kata Dergong, juga telah memetakan wilayah yang rawan longsor.

“Lokasi yang rawan lonsor antara lain Kecamatan Kota Komba bagian Utara, Borong bagian utara, Pocoranaka, Lamba Leda, juga Elar bagian utara.” jelasnya.

“Kalau di Pota, Sambi Rampas rentan bencana abrasi,” tambahnya.

Menurut Anton, dirinya telah melakukan pemantauan di seluruh lokasi yang rawan bencana tersebut.

Ia menjelaskan, saat ini, sudah ada longsor di beberapa wilayah di Manggarai Timur, seperti di ras jalan Kembur – Metuk dan Kembur – Nceang.

Anton mengatakan, ia telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait perkiraan cuaca.

Dengan informasi perkiraan cuaca tersebut, jelasnya, Pemda dapat mengambil langkah cepat, termasuk mengingatkan masyarakat mengenai ancaman bencana alam yang mungkin muncul.

“Perkiraan BMKG, puncak curah hujan terjadi pada bulan Januari 2017. Kami pun telah menyampaikan informasi itu kepada masyarakat melalui radio terkait perkiraan puncak curah hujan yang akan datang,” tuturnya.

Sebenarnya, kata dia, kesiagaan terhadap bencana tidak mengenal waktu dan tempat. Sebab, lanjutnya, bencana bisa terjadi secara mendadak.

Namun, cuaca ekstrim yang sering terjadi belakangan ini, seperti hujan lebat, bahkan disertai dengan angin kencang membuat kesiagaan lebih ditingkatkan.

Kata Anton, kendala dalam menanggulangi bencana masih pada fasilitas. Misalnya, jelas dia, kendaraan dump truck untuk mengangkut material tanah lonsor belum ada.

“Kami hanya miliki 1 unit louder,” katanya.

Anton menuturkan, tren pada tahun sebelumnya, korban bencana banjir masih mendominasi dibandingkan bencana tanah lonsor.

Berdasarkan data tersebut, ia pun menghimbau masyarakat Matimagar selalu waspada, terutama saat cuaca memburuk. (Ronald Tarsan/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini