“Terus Menginspirasi, Sakeus!”

Labuan Bajo, Floresa.co – Tanpa pengunjung, tanpa penikmat, sebuah event hanya akan tinggal tetap sebagai sebuah kerja yang sia-sia. Tak ada bedanya dengan cinta yang dengan susah payah diungkapkan, tapi tak kunjung dapat balasan.

Hal ini berlaku di mana-mana, tak terkecuali di Lantai Dua Hotel Pelangi, Kampung Ujung, Labuan Bajo, Flores.

Di sana, sejak 12 – 16 September 2017, seorang laki-laki yang sedang dalam perjalanan menuju kematangan dalam berkesenian, mempertontonkan ke-seni-an-nya, di bawah tajuk ‘Talk Activism’.

Semacam sebuah ketelanjangan yang memacu orgasme, bagi setiap penikmat yang selepas pembukaan resmi di lapangan Kampung Ujung, 12 September 2017 (malam hari), memadati ruangan tak terlalu luas, tempat Mart Sakeus membuktikan jati dirinya.

“Ini tawaran baru bagi saya dan masyarakat Labuan Bajo yang haus hiburan!”, tegas Orvin Grendi, ketika diumpan dengan pertanyaan pembuka dari Relawan Dokumentasi dan Publikasi ‘Talk Activism’.

Staf Scuba Republic Labuan Bajo yang menggilai Andrea Hirata dan karya-karyanya ini mengaku sangat senang.

“Sejak pertama mendengar informasi bahwa akan diselenggarakan sebuah pameran tunggal karya Kaka Mart Sakeus, saya sangat senang. Untuk saya, Labuan Bajo, selain kaya akan panorama, juga butuh tontonan lain. Waktu mendengar komitmen atau tepatnya mimpi panitia untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai Kota Seni, saya sangka, peran penonton juga menjadi amat penting. Oleh karena itu, saya merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian, meski pun saya hanyalah seorang penikmat!” Orvin juga mengaku tergugah.

Bahwasannya, muncul juga seorang anak muda gagah yang dengan beraninya menyelenggarakan event semacam ini. Selama 2 (dua) tahun di Labuan Bajo, ini kali pertama bagi Orvin, menyaksikan pameran tunggal.

Perempuan murah senyum yang bermimpi menginjakkan kakinya di Belitung ini berharap, sekiranya event serupa ini dan event-event seni lainnya terus beranjut.

“Khusus bagi Kaka Mart, pertahankan semangat. Semoga bisa jadi awal yang lebih baik, untuk karya-karya Kaka selanjutnya. Good luck, Kak…!” ungkap Orvin.

Kesan senada diberikan juga oleh Fr. Charlos, SVD dari Komunitas St. Yosef Freinademetz, Labuan Bajo.

“Untuk saya, ini luar biasa. Ini pertama kalinya saya menghadiri sebuah pameran tunggal. Empat tahun di Maumere, memang sering selenggarakan pameran bersama Komunitas Ledalero Art. Tapi, ini pengalaman pertama nikmati pameran tunggal. Saya sangat senang, karena ini juga momen belajar. Meyenangkan. Jadi motivasi bagi saya juga yang sedang belajar.”

Guru di SMAK St. Ignatius Loyola yang merangkap sebagai pembina asrama Arnoldus ini mengaku sangat terinspirasi.

“Semoga suatu saat, saya bisa ikuti jejak Matheus Sakeus!”, ujar pria yang sudah mengoleksi hampir semua jersey Liverpool FC ini.

‘Charlos berusaha mencocokkan kaleng coca-cola, sambil model lukisan menatapnya dengan penuh keibuan’. (Foto: Reinard L. Meo)

Penikmat lainnya yang juga didekati oleh Relawan Dokumentasi dan Publikasi ‘Talk Activism’ ialah Nona Indri. Motivasi awal staf Talent Administration Siloam Hospitals, Labuan Bajo ini ialah menikmati pameran lukisan.

“Pameran ini sangat menarik. Lukisan-lukisan yang dipajang seperti nyata atau hidup!”, ungkap Indri penuh decak kagum.

“Selain mendengar musik dan membaca novel, saya kini punya satu lagi hobby baru, yakni menikmati pameran lukisan”, tambah penggemar DraKor (Drama Korea) ini.

Pesan buat Mart Sakeus juga Nona Indri sampaikan. “Kakak tidak kalah dengan pelukis-pelukis lainnya. Kakak seperti menaruh separuh jiwa kakak dalam lukisan. Sebagai penikmat pemula, ada beberapa lukisan yang bagi saya, berjiwa. Terus berkarya sampai dunia mengenal sosok Matheus Sakeus yang menurut saya, sangat bersahaja penampilannya, tapi begitu megah dalam ide dan karya. Pokonya, Kakak all out deh….!”

Sebagaimana Orvin, Charlos, dan Indri, penikmat-penikmat lainnya juga pasti berujar yang sama, “Terus Menginspirasi, Sakeus!” (Laporan Reinard L. Meo, Relawan Dokumentasi dan Publikasi ‘Talk Activism’)

spot_img

Artikel Terkini