Hendak Jadi Pembicara Seminar di STKIP, Dosen Unmer Malang Meninggal Saat Acara Pembuka

Ruteng, Floresa.co – Eduardus Marius Bo (59), Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Jawa Timur secara mengejutkan meninggal dunia Sabtu, 18 November 2017 saat ia sedang mengikuti acara pembuka seminar internasional di STKIP St Paulus Ruteng.

Ia awalnya terjatuh dari kursinya, lalu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Ben Mboi, Ruteng. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Eduardus hadir di STKIP sebagai salah satu pembicara dalam seminar dengan tema “Social Science and Humanities in Light of the Challenges of Globalization World.”

Ia akan membedah topik tentang “The Rights of Persons with Disabilities in Public Area”.

Selain dirinya, seminar itu juga menghadirkan beberapa pembicara, di antaranya guru besar Universitas Indonesia dan mantan menteri era Soeharto, Prof. Emil Salim; mantan Menteri PPN dan Kepala Bapenas periode 2009-2014 sekaligus Guru Besar Universitas Padjajaran, Prof. Armidah S. Alisjabana; Ketua LIPI 2000-2002, Prof. Taufik Abdullah; Guru Besar Universitas Indenesia, Prof. Mayling Oey; mantan ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2004-2007 dan Prof. Peter B.R. Carey dari Inggris.

Marsel Ruben Payong, salah seorang panitia seminar yang ditemui di RSUD Ben Mboi menuturkan, Eduardus tiba di kampus STKIP bersama pembicara lainnya sekitar pukul 07.00 Wita.

Saat itu ia tampak tersenyum ketika disalami panitia. Ia juga terlihat asyik mengobrol dengan beberapa dosen.

Saat pembukaan seminar, tiba-tiba Eduardus terjatuh. Saat itu kira-kira pukul 08.30 Wita. Sempat mendapat pertolongan pertama dari tim medis panitia, tak lama berselang ia dilarikan ke rumah sakit.

Namun dalam perjalanan ke rumah sakit itulah Eduardus menghembuskan nafasnya yang terakhir. Mengetahui Eduardus sudah tak bernyawa lagi, keluarga pun mengarahkan jenazahnya ke ruangan jenazah.

“Kami sangat berduka atas meninggalnya Pak Eduardus Bo. Beliau rela datang menghadiri undangan kami untuk membagikan pengetahuannya meskipun harus menghembuskan nafas terakhirnya di sini,” ujar Marsel.

Diah Imaningrum Susanti, ipar Eduardus yang juga menjadi salah satu pembicara seminar tersebut menuturkan, sebelum jatuh Eduardus sempat mengeluh sakit perut.

“Tadi pagi dia bilang sakit perut. Tapi nggak tahu kenapa,” ujarnya sambil menangis.

Ketika ditanyai riwayat sakitnya, Diah menolak menjawab karena harus menghubungi keluarganya.

Pantauan Floresa.co, jenazah Eduardus disemayamkan di rumah keluarganya di Ruteng.

Eduardus berasal dari Manggarai. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Belum diketahui, apakah ia akan dimakamkan di Manggarai atau di Malang. Sementara itu, seminar di kampus STKIP Santo Paulus Ruteng tetap berlangsung.

EYS/ARL/Floresa

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikut
spot_img

Artikel Terkini