Luna Maya Serukan Penolakan Pembangunan Sarana Wisata di Pulau Rinca

Floresa.co – Artis Luna Maya ikut menyuarakan penolakan atas pembangunan sarana wisata di Pulau Rinca, salah satu habitat komodo, binatang langka di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat.

Lewat postingan di akun Instagramnya @lunamaya, artis yang sering mengunjungi TNK ini menulis kabar terkait rencana pengelolaan pulau di TNK oleh investor.

“Taman nasional komodo sedang membutuhkan bantuan dari semua pihak, 300 hektar di pulau padar mau di kelola Perusahaan swasta, 22,1 hektar di pulau rinca pas di puncak tempat komodo biasa lewat,” tulis Luna Maya dalam keterangan ilustrasi foto di mana punggung komodo berwarna kuning ditimpali sebuah gedung perkantoran.

Luna Maya pun meminta supaya hal tersebut tidak terjadi.

“Please help protect komodo dari tangan investor, jangan bebani punggung komodoku dengan bangunanmu,” tulisnya dengan hastag #savekomodo.

Saat ini, di Pulau Rinca, yang masuk zona konservasi, sedang dilakukan proses pembangunan, yang dikabarkan untuk tempat istrahat dan restoran oleh PT Komodo Segara Lestari dan PT Komodo Willdlife Ecotourism. Keduanya mendapat izin untuk lahan 2,1 hektar.

Aksi penolakan terhadap hal ini juga disuarakan oleh banyak kalangan.

Di Labuan Bajo, akan digelar aksi unjuk rasa esok oleh Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp Mabar) pada Senin esok, 6 Agustus 2018.

Rafael Todowela, kordinator forum ini mengatakan, aksi berlangsung sejak pagi hingga sore hari.

Aksi penolakan ini, kata Rafael, digelar karena izin pembangunan sarana wisata itu “tumpang tindih dengan undang-undang tentang Konservasi dan Taman Nasional Komodo sebagai kawasan yang dilindungi.”

Mereka pun menilai hal ini sebagai bentuk “perusakan alam di Taman Nasional Komodo.”

“Pemerintah mengencingi peraturan yang dibuat sendiri dengan memberikan izin kepada investor mengelolah kawasan konservasi, lebih pro kepada investor daripada melindungi binatang komodo dan ekosistemnya dari ancama dan kepunahan akibat aktivitas manusia,” demikian kata mereka.

ARL/Floresa

spot_img

Artikel Terkini