Warga di Cibal Barat Perkenanankan Rumahnya Sebagai Tempat Karantina Perantau yang Pulang Kampung

Ruteng, Floresa.co – Saat banyak orang mengalami kepanikan dan menjauhi para perantau yang pulang kampung, tidak demikian dengan 5 warga di desa Wae Renca, kecamatan Cibal Barat, kabupaten Manggarai.

Mereka dengan sukerela menyerahkan rumah mereka untuk dijadikan tempat karantina sekitar 30 warga perantau asal desa itu. Para perantau ini baru tiba pekan lalu dari Bali, daerah yang sudah terpapar Covid-19.

Dari lima rumah kosong yang sudah diserhkan secara sukarela itu, 4 diantaranya sudah ditempati oleh warga yang melakukan karantina. Sementara, satu lagi belum ditempati.

Lambertus Jeratu, salah satu warga yang menyerahkan rumahnya mengatakan, ia menyerahkan secara sukarela rumahnya untuk menjadi tempat karantina warga yang datang dari daerah terpapar covid-19. Ia mengatakan tak menuntut imbalan atas hal itu.

Bahkan, kata Lambertus, ia juga memberikan dengan cuma-cuma 50 kg beras dan 5 kg gula untuk warga yang dikarantina.

“Saya secara sukarela tidak ada imbalan apapun karena ini merupakan warga Manggarai apalagi keluarga saya sendiri. Memang kita juga takut dengan virus ini, tetapi kita tetap jaga jarak,” kata Lambertus kepada Floresa.co, Rabu, 22 April.

Camat Cibal Barat, Karolus Mance mengatakan bahwa ke-30 orang warga yang dikarantina ini tidak memiliki gejala covid-19. Namun, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, mereka tetap dikarantina selama 14 hari kedepan.

Karolus menjelaskan 30 warga itu dikarantina secara terpusat di 5 rumah milik warga yang diserahkan secara sukarela untuk karantina oleh pemilik rumah yang merupakan warga setempat.

Penjabat kepala desa Wae Renca Henderikus Sampur menambahkan 30 warga Wae Renca yang dikarantina tersebut datang dari Bali sejak pekan lalu. Namun ke-30 warga ini tidak memiliki gejala atau indikasi covid-19.

Kata dia, atas inisiatif pemerintah desa untuk melakukan karantina dan juga warga setempat bersediah menyerahkan rumah secara sukarela untuk dikarantina.

“Ada lima rumah warga yang diserahkan oleh pemilik rumah untuk lokasi karantina,” ujarnya.

Henderikus juga mengatakan, untuk makan mimum selama masa karantina selama 14 hari ini, warga yang dikarantina mendapat sumbangan secara sukarela dari keluarga dan masyarakat yang peduli terhadap mereka.

Diapresiasi

Bupati Manggarai yang mengunjungi 30 warga yang dikarantina tersebut pada Rabu 22 April sore mengapresiasi warga yang menyediahkan rumah secara sukarela untuk tempat karantina. Deno juga mengapresiasi pemerintah kecamatan Cibal Barat dan pemerintah desa Wae Renca yang turut mendukung untuk pengawasan selama masa karantina.

Pada kesempatan yang sama Deno juga memberikan bantuan pangan berupa beras dan telur ayam, serta masker.

“Kalau di daerah lain warga yang baru datang dari daerah terpapar Covid ditakuti bahkan mereka dikucilkan, tapi disini kita temukan hal yang berbading terbalik, warga malah menerima secara sukarela dengan menyediakan rumah untuk karantina,”ujarnya seraya menambahkan bahwa warga Manggarai lainnya patut mencontohi tindakan warga di Wae Renca ini.

Kepada warga yang menjalani masa karantina, Deno meminta untuk untuk patuh. Ke-30 warga tersebut sudah menjalani masa karantina 6 hari pada Rabu kemarin.

Deno juga mengimbau kepada warga yang dikarantina dan masyarakat Wae Renca agar selalu menjaga jarak, jauhi kerumunan massa, sering cuci tangan dengan sabun di air mengalir, pakai masker ketika keluar rumah dan selalu mengkomsumsi makanan dan minuman yang sehat untuk menambah imun tubuh dalam mencegah Covid-19.

Engkos Pahing/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini