Dinas PUPR Matim Minta Kontraktor Bereskan Jalan di Elar Selatan yang Dikeluhkan Warga

"Segala kerusakan yang ada harus diperbaiki sebelum PHO,” kata pejabat di Dinas PUPR.

Floresa.co – Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) merespon keluhan warga di Elar Selatan terkait proyek jalan yang mereka anggap dikerjakan asal jadi, dengan meminta kontraktor memperbaikinya sebelum proses serah terima.

Kondisi jalan di Desa Golo Wuas itu menjadi perbincangan beberapa hari terakhir menyusul beredarnya video warga desa yang memperlihatkan lapen yang baru dikerjakan langsung terkelupas saat dicungkil dengan tangan.

“Pada Senin (8 November) staf bina marga sudah turun ke lokasi untuk memeriksa langsung kondisi jalan yang rusak itu,” kata Ibrahim Mubarak, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek itu kepada Floresa.co pada 9 November.

Pegawai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu mengatakan, memang ada kerusakan pada jalan yang baru dikerjakan itu.

Dari hasil peninjauan di lokasi, jelasnya, pemicunya adalah sisa tanah bekas galian got yang masih berada di atas jalan saat pengerjaan aspal.

“Ada sisa tanah bekas galian got yang lupa dibersihkan oleh para pekerja sehingga lapisan aspal di bagian pinggir mudah terkelupas,” katanya.

Pernyataan Ibrahim sejalan dengan pengakuan warga Desa Golo Wuas yang menyaksikan langsung pengerjaan proyek itu, seperti yang dilansir dalam berita Floresa.co sebelumnya.

BACA: Dicungkil dengan Tangan, Lapen yang Baru Dikerjakan di Elar Selatan Langsung Terkelupas

Ibrahim menambahkan, kontraktor memiliki kewajiban untuk memperbaiki segala kerusakan sebelum proses serah terima secara resmi atau provincial hand over (PHO) dengan pemerintah.

“Segala kerusakan yang ada harus diperbaiki sebelum PHO,” katanya.

Sementara itu, Paulus Hardianto Ngabut, pemilik  CV Angkasa Utama bersikeras bahwa tidak ada kesalahan dalam pengerjaan proyek itu.

“Kami kerja sesuai prosedur,” katanya kepada Flores.co.

Ia mengklaim, hal itu juga sudah diakui oleh staf dari Dinas PUPR m yang meninjau proyek itu.

Paulus juga membantah adanya tanah bekas galian got yang dibuang di atas badan jalan yang menyebabkan lapisan aspal mudah terkelupas.

“Tidak benar itu. Kami sudah bersihkan semua tanah itu sebelum pengerjaan aspal,” katanya.

Paulus mengatakan ia kecewa dengan warga yang mencungkil lapisan aspal itu yang ia sebut baru dikerjakan satu minggu sebelumnya, bukan dua minggu sebagaimana diklaim warga.

“Siapapun yang kerja, kalau masih berusia satu minggu, lapisan aspal belum kuat. Apalagi yang dicungkil itu di bagian pinggir jalan, pasti mudah terkelupas,” katanya.

“Kalau menurut mereka, apa yang kami kerjakan tidak bagus, ya datang langsung ketemu kami dan sampaikan apa-apa yang harus kami perbaiki,” katanya.

Video berdurasi 1 menit 49 detik tentang kondisi jalan itu menjadi viral pekan lalu, di mana warga mencoba mencungkil dengan tangan dan lapen sangat mudah terkelupas.

“Ini saya bongkar (dengan tangan). Jalan apa ini, buang uang saja ini,” kata seorang warga dalam video itu.

“Padahal sudah dua minggu, jalan tidak keras, tidak bagus,” katanya lagi.

Proyek jalan kabupaten dengan nama proyek Peningkatan Jalan Simpang Ladok-Koit–Watu-Deruk (Segmen  Ndawang-Nio-Deruk) itu menelan anggaran sebesar Rp 738.557.600.

Pada 2019, CV Angkas Utama juga mengerjakan proyek jalan di Desa Golo Wuas untuk Segmen Watu – Ndawang – Nio. Pantauan Floresa.co, jalan dengan total anggaran sebesar Rp 1.804.890.000 sudah rusak di sejumlah titik dari Watu sampai Ndawang.

Laporan Gabrin Anggur, Elar Selatan

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini