Floresa.co – Di tengah disrupsi teknologi saat ini, perusahaan media suka atau tidak suka harus bersaing ketat dengan platform digital, kata para praktisi media.
Karena itu, perusahaan media atau publisher dituntut berinovasi dalam menciptakan produk berita yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga mudah dipahami dan dapat menarik lebih banyak pembaca.
Wenseslaus Manggut, Chief Content Officer [CCO] Kapanlagi Youniverse berkata, media perlu mengadopsi model storytelling dalam menghasilkan berita.
“Pendekatan storytelling dalam pemberitaan bisa memengaruhi bisnis media. Kisah yang menarik tidak hanya mudah dimengerti oleh pembaca, tetapi juga menyisipkan pesan yang mendalam ke ingatan pembaca,” katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi di Indonesia Digital Conference [IDC] 2024 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia [AMSI].
Di tengah banjirnya konten, di mana tak sedikit yang justru sengaja diciptakan untuk disinformasi, katanya, data menjadi salah satu kekuatan utama dalam berita.
Namun, banyak media menuliskan berita dengan data-data atau angka-angka yang kompleks, yang seringkali sulit dipahami audiens.
Data dan istilah yang kompleks, katanya, perlu dinarasikan dengan cara yang lebih mudah dimengerti.
“Angka sulit diingat karena tidak menciptakan kesan mendalam di otak kita. Sebaliknya, cerita mudah diingat karena membentuk memori dan kenangan dalam diri kita,” jelas Wenseslaus dalam acara bertema “Inovasi Cara Bercerita [Storytelling] dan Jurnalisme untuk Audiens Digital” di Jakarta pada 28 Agustus itu.
Abigail Limuria, Co-Founder Whatisupindonesia [WIUI] menyoroti anak muda yang sering kali malas membaca berita karena penyajian yang kompleks dan sulit dimengerti.
WIUI, jelasnya, hadir untuk menjelaskan konten berita yang rumit menjadi lebih menarik serta mudah dipahami.
“Data yang kompleks akan lebih mudah dimengerti jika dibungkus dengan storytelling. Banyak berita yang menjadi lebih efektif ketika disampaikan dengan cara ini,” katanya.
“Kami menghadirkan informasi yang berkualitas, akurat dan mudah dipahami dengan sentuhan kreativitas,” tambahnya.
Ia menjelaskan, WIUI “membantu orang yang awalnya malas membaca berita politik menjadi lebih menyukainya.”
Sementaar Zen RS, Pemimpin Redaksi Narasi menekankan pentingnya inovasi dalam pemberitaan.
Ia menyatakan, media tidak hanya dituntut untuk menyajikan berita yang akurat dan cepat, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami.
“Sekarang, informasi cepat atau breaking news tidak lagi harus didapat dari media massa. Masyarakat bisa langsung melihat akun media sosial narasumber untuk mendapatkan informasi terkini,” kata Zen RS.
Karena itu, media harus berinovasi lebih jauh dengan mengandalkan kekuatan storytelling.
“Cerita yang baik bukan sekadar menarik dan enak dibaca, tetapi juga mampu mengajak orang lain untuk ikut bercerita,” katanya.
IDC 2024 merupakan rangkaian kegiatan Road to IDC 2024 serta Master Class yang ditutup dengan penganugerahan AMSI Awards 2024 pada 29 Agustus.
Road to IDC 2024 adalah diskusi terbuka dan tertutup yang digelar AMSI sebagai pemanasan menuju ajang utama yaitu IDC 2024.
Sementara Master Class adalah kegiatan khusus yang memberi pembelajaran kelas mahir bagi pelaku media profesional untuk terus meningkatkan kapasitas.
Program IDC dan AMSI Awards adalah bagian dari kerjasama AMSI dengan Internews dan USAID MEDIA untuk membangun keberlanjutan bisnis media di Indonesia.
Editor: Ryan Dagur