Dengan studi kasus sikap Keuskupan Ruteng dalam polemik geothermal Wae Sano, Wilibaldus Gaut lewat artikelnya di sebuah jurnal internasional menyatakan bahwa sikap hierarki Gereja melawan prinsip gereja sinodal.
"Sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan generasi baru, kami sangat khawatir dengan masa depan anak cucu kami," kata seorang ibu di Desa Wae Sano terkait ancaman proyek geothermal.
"Kami menegaskan, sudah sejak awal tidak pernah sekalipun memberi persetujuan atas proyek geothermal Wae Sano. Kami sudah menyampaikan hal itu dalam surat yang telah kami kirim kepada Bank Dunia pada Februari 2020 dan Juli 2021," kata salah seorang warga
OLEH: Made Supriatma, peneliti dan jurnalis lepas dan Venan Suharyanto, peneliti pada Sunspirit for Justice and Peace, Labuan Bajo
“Kalau tanah ini saya serahkan kepada...
Labuan Bajo, Floresa.co – Masyarakat Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, menyayangkan pernyataan Bupati Manggarai Barat (Mabar) Agustinus CH Dula yang ngotot agar proyek...
Labuan Bajo, Floresa.co – Warga Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT menyurati Bank Dunia dan New Zealand Aid terkait dengan...
Labuan Bajo, Floresa.co – Lembaga Gereja Katolik yang fokus pada advokasi masalah lingkungan hidup Justice, Peace and Integrity of Creation-Ordo Fratrum Minorum (JPIC-OFM) mendesak...
Labuan Bajo, Floresa.co - Pengakuan datang dari warga Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) terkait upaya PT Sarana Multi Infrastruktur...
Labuan Bajo, Floresa.co – Warga Desa Wae Sano, Kecamatan Sanonggoang, Manggarai Barat, NTT menolak pengembangan geothermal oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) di desa...