SMP Negeri 3 Wulanggitang di Kabupaten Flores Timur mengadakan kegiatan bakti sosial di mata air dan lomba pangan lokal dalam rangka merayakan Hari Pramuka ke-63.
Dua kegiatan yang melibatkan anggota dan Kakak Pembina Gugus Depan [Gudep] Pramuka tersebut menjadi bagian dari rangkaian acara yang berlangsung pada 12-14 Agustus.
Bakti sosial digelar pada 12 Agustus di mata air Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang.
Mereka bergotong royong mengangkut pasir dari Desa Hewa menuju sumber mata air untuk membangun bak penampung.
Air itu kemudian dialirkan ke Desa Hewa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sumber mata air ini terletak di atas Kampung Hewa, yang ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih satu jam.
Perjalanan ke sumber mata air ini bertujuan mendekatkan siswa dengan alam, kata Pembina Pramuka SMP Negeri 3 Wulanggitang, Marinus Raja Muda.
Dengan mendatangi sumber mata air, “siswa diharapkan semakin mencintai, menjaga, serta merawat lingkungan.”
Marinus berkata, bila sejak dini anak-anak diajak untuk merawat alam, maka sikap ini akan tumbuh dalam diri mereka hingga dewasa.
“Dengan mengadakan bakti sosial, siswa dapat menghayati nilai-nilai dasa darma Pramuka yaitu cinta alam,” katanya.
Bakti sosial ini juga untuk menanamkan karakter dalam diri siswa, katanya.
“Nilai karakter yang mau ditanamkan itu seperti sikap disiplin, tanggung jawab dan semangat gotong royong,” kata Marinus.
Yohana Antida H. Aran, siswa kelas IX mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini karena “kita tidak hanya belajar dalam kelas, tapi juga belajar di luar kelas.”
Dengan bakti sosial di mata air, Delvi, sapaannya, mengaku mendapat pengalaman baru.
“Saya bisa lihat sendiri dan sadar bahwa kita harus tanam dan rawat pohon-pohon agar sumber mata air tidak kering,” katanya.
Perlombaan
Perlombaan memasak pangan lokal digelar pada hari kedua, 13 Agustus, disamping membuat kerajinan tangan dari bahan bekas pakai.
Para siswa dibagi dalam 21 regu yang terdiri dari sembilan regu putra dan 12 regu putri.
Anggota setiap regu berjumlah10 – 12 orang, yang dibimbing oleh seorang Kakak Pembina.
Dalam perlombaan ini, anak-anak menunjukkan kreativitas mengolah pangan lokal, seperti membuat onde-onde, kolak dan sayur rumpu-rampe.
Sementara, dari barang-barang mereka menghasilkan sejumlah produk kerajinan.
Beberapa di antaranya adalah piala dari tempurung kelapa, tempat menyimpan pensil dari botol kemasan minuman, bunga yang diolah dari gelas plastik dan bingkai foto dari gardus dan koran.
Dukungan Sekolah
Pada hari ketiga atau hari terakhir kegiatan, peserta menggelar upacara bendera di lapangan olahraga multi fungsi Spentig Hewa.
Sesudah upacara bendera, diadakan perlombaan memindahkan balon, memindahkan gelas plastik menggunakan pipet, juga permainan berjalan menggunakan karung.
Pembina Pramuka, Marselina Hope Liwu berkata, perlombaan ini bertujuan menumbuhkan kreativitas dan menanamkan karakter dalam diri siswa.
“Melalui kegiatan ini mereka berlatih bekerja sama dalam tim dan bertanggungjawab,” katanya.
Kepala SMP Negeri 3 Wulanggitang, Kristina Sabu Punang menyatakan, ia mendukung semua program yang dijalankan Pramuka.
“Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler di lembaga ini yang tujuannya sangat mulia,“ katanya.
“Lembaga sangat mendukung semua kegiatan Pramuka, baik dalam bentuk fasilitas maupun anggaran,” tambahnya.
Ia pun berharap, melalui kegiatan Pramuka, siswa dapat mengembangkan kepribadian mereka, terutama agar “memiliki pribadi yang matang dan karakter yang baik.”
Editor: Ryan Dagur