Dengan perspektif kritis, kami menyajikan laporan yang independen dari pengaruh dan kepentingan mereka yang berkuasa. Namun, tim dan sumber daya kami, termasuk finansial, amat terbatas. Karena itu, kami mengharapkan kamu bisa memberikan donasi untuk mendukung kerja-kerja kami. Caranya klik di sini!
16HAKTP 2023
Dalam Ketidakadilan terhadap Perempuan, Pria di Mana?
Setiap komunitas mesti membuka “ruang bicara,” mengajak perempuan berkumpul dan bercerita, dengan privasi yang dijaga dengan baik, sambil memberi jalur-jalur yang perlu diambil dengan berani, ketika mengalami kekerasan.
Dukung Kerja Jurnalistik Kami
Publikasi Terkini
Pilihan Editor
Kasus Dugaan Pemerkosaan Wisatawan di Labuan Bajo, Ujian terhadap Profesionalisme Polri dan Tantangan Bagi Citra Pariwisata Flores
Penanganan kasus kekerasan seksual yang buruk hanya akan memberi pesan kepada korban bahwa tidak ada jaminan mendapat keadilan ketika mereka berjuang untuk berani bersuara.
Narasi Kebohongan dan Petaka Kemanusiaan
Kita berada di era di mana kebohongan menyebar demikian cepat, yang dimungkinkan oleh teknologi. Butuh kecermatan untuk mencerna dan memverifikasi informasi, agar tidak mendatangkan petaka
Kasus Gregorius Jeramu: Melihat Kembali Cahaya di Ujung Lorong Keadilan
Putusan MA yang membebaskan warga asal Manggarai Timur ini melahirkan harapan bahwa mendapatkan keadilan masih mungkin bagi orang kecil
Reformulasi Pendekatan dan Perspektif Komunikasi Pembangunan dalam Polemik Geothermal Poco Leok
Proyek geothermal Poco Leok terus menuai kontroversi. Apa yang salah dalam proyek ini?
Mewaspadai Gangguan Mental Karena Terlilit Utang
Fenomena berhutang, termasuk ke rentenir berkedok koperasi harian, marak dipraktikkan di NTT. Penting menyadari dampak berhutang pada kesehatan mental, yang telah terkonfirmasi oleh sejumlah penelitian ilmiah.
Liputan Kolaborasi
Jual Tanah Warisan ke Pemerintah Malah Dibui: Kakek dan PNS di Flores Jadi Korban Muslihat Penegakan Hukum
Proyek pembangunan terminal di Manggarai Timur menelan Rp3,6 miliar. Terminal ini mangkrak. Kuat dugaan ada korupsi. Tapi, Kejaksaan malah menjerat seorang petani kecil dan seorang PNS bawahan yang dinyatakan “merugikan negara” Rp402 juta.