Floresa merupakan media independen berbasis di Flores, NTT. Baca selengkapnya tentang kami dengan klik di sini!
Dukung kerja-kerja jurnalistik kami untuk terus melayani kepentingan publik
Floresa merupakan media independen berbasis di Flores, NTT. Baca selengkapnya tentang kami dengan klik di sini!
Dukung kerja-kerja jurnalistik kami untuk terus melayani kepentingan publik
- PERISTIWA
Masyarakat Sipil Bakal Gelar Diskusi Publik Bahas Isu Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo
Diskusi pada hari ini, 15 April di Rumah Kopi Kebun Kota merespons polemik pembangunan yang abai prinsip ekologi dan melanggar hak wargaAkui Ada Perlawanan Warga dan Gereja Katolik, Kementerian ESDM Ngotot Jadikan Flores Sebagai Pulau Geotermal
Energi tenaga hidro dan surya dianggap sulit dikembangkan di FloresUpaya Hidupkan Kembali Orde Baru, Kritikan Rektor IFTK Ledalero terkait Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
Usulan itu tidak dapat diajukan hanya atas dasar pertimbangan nasionalisme dan heroisme sempit
- MENDALAM
Polisi di Sikka yang Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Dua Anak Hanya Dipecat, Tidak Diproses Pidana
Salah satu korban meninggal karena membakar diriGelar Unjuk Rasa, Mahasiswa Tuntut Polres Kupang Serius Tangani Kasus Pemerkosaan Anak yang Dilaporkan Enam Bulan Lalu
Merespons desakan mahasiswa, Polres Kupang janji menangkap pelaku dalam satu pekan ke depan‘Kami Tidak Berdaya,’ Kepasrahan Warga Lembata Menyaksikan Babi yang Mati karena Virus ASF
Warga merugi hingga ratusan juta akibat penyakit yang tak kunjung menemukan penangkalnya
- LIPUTAN KHUSUS
Siklon Seroja Berpotensi Berulang, Ahli Klimatologi Ingatkan Pentingnya Perbaikan Mitigasi di Pulau-Pulau Kecil NTT
Isolasi geografis turut memperlambat bantuan dan pemulihan pascabencanaEmpat Tahun Pascasiklon Seroja: Kawah Membeludak, Desa yang Hancur dan Gerakan Kemanusiaan di Pulau Lembata
Waimatan terkepung lahar hujan. Warga bertahan di bukit sembari menggigil. Ekskavator tertahan di ibu kotaKrisis Air di TPI Labuan Bajo, Potret Ketimpangan Akses Sumber Daya di Kota Pariwisata ‘Super-Premium’
Warga harus selalu membeli air, sementara pemerintah saling lempar tanggung jawab
- PERSPEKTIF
Tragedi Jurnalis di Manggarai Timur dan Marwah Jurnalisme
Apa yang bisa dipelajari dari kasus ini terkait cara kerja jurnalis, kondisi media lokal dan upaya menjaga marwah jurnalisme?Tanpa Memajukan Sektor Pertanian, Industrialisasi di Manggarai Hanya Omong Kosong
Selama kepemimpinan Bupati Nabit, produktivitas pertanian stagnan, bahkan hortikultura masih bergantung ke daerah lainKolonialisme, Ruang dan Transisi Energi
Proyek transisi energi hari ini membawa jejak kolonial dalam bentuk baru. Ia mereproduksi logika penguasaan dan pengetahuan serupa, hanya kali ini dibungkus dalam narasi hijau dan janji pembangunan berkelanjutan
- WAWANCARA
Abdon Nababan, Pemerhati Masyarakat Adat: Gereja Katolik di Sikka Pilih Terapkan Hukum Negara Meski Sadar akan Timbulkan Ketidakadilan
Gereja perlu bermusyawarah dengan umat melalui pendekatan sejarah dan sosial, kata AbdonSeverinus Kurniadi: Labuan Bajo Butuh Rencana Induk Drainase yang Detil Per Zona
Sistem drainase di Labuan Bajo diakui masih buruk, jadi salah satu pemicu kota super premium ini terus mengalami banjirNur Dafiq, Dosen Unika St Paulus Ruteng: Perlu Kesadaran Bersama Melawan Kekerasan Seksual, termasuk di Lingkungan Kampus
Sejumlah kasus pelecehan seksual terungkap di Flores dalam beberapa tahun terakhir, dengan pelaku orang-orang terdekat korban. Di Unika St. Paulus Ruteng sudah muncul mahasiswa yang berani melapor
- LITERASI
Seekor Burung Kecil Biru di Naha: Reportase dan Refleksi Pascakonflik di Timur Indonesia
Di tengah keterbatasan akses bagi jurnalis perempuan di wilayah konflik, Linda Christanty memilih tetap pergi, menemukan cerita-cerita ketidakadilan pemerintah yang menyulut pertikaianSeabad Pramoedya Ananta Toer: Pengingat akan Luka, Keberanian Perempuan dan Rasa Kemanusiaan
Karya Pram menjadi tempat berpijak dalam masa yang gelapKolonialisme dan Rasisme, Bagaimana Keduanya Berkelindan dalam Paradigma Pembangunan di Labuan Bajo?
Tidak ada senja kala untuk kolonialisme dan rasisme. Keduanya masih dipraktikkan hingga kini, termasuk lewat model pembangunan yang mendiskriminasi warga lokal