Selamat datang di KoLiterAksi yang secara khusus kami sediakan untuk artikel-artikel terkait edukasi. Kami membuka ruang seluas-luasnya kepada pelajar, guru, mahasiswa, dosen, pemerhati pendidikan, maupun masyarakat umum untuk menulis. Setiap artikel dikurasi oleh tim editor kami. Inisiatif ini merupakan upaya mendukung literasi di NTT, khususnya di institusi-institusi pendidikan menengah hingga tinggi. Ketentuan pengiriman artikel bisa dicek dengan klik di sini!
Tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur pendidikan di NTT, terutama di daerah pedesaan, menjadi hambatan dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang mengandalkan teknologi dan akses informasi yang memadai.
Bukan makan gratis, yang dibutuhkan masyarakat di daerah terpencil adalah pendidikan gratis dan fasilitas pendidikan yang memadai, demikian isi lirik lagu itu
Magdalena Hoin Leba tetap tekun belajar saat kembali ke rumahnya akibat pandemi Covid-19. Ia juga memanfaatkan waktu luang untuk berlatih menenun, keterampilan yang diwariskan turun-temurun oleh perempuan di kampungnya.
Di ‘Jantung’ Wisata Super Premium Labuan Bajo, Warga Berjuang Sendiri Bangun Gedung Sekolah Negeri
Bahu membahu, warga Desa Komodo mengumpulkan dana, menyumbang tenaga mendirikan banguan untuk satu-satunya Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah mereka.
Floresa. – Warga di Pulau Komodo, kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur [NTT] membangun gedung Sekolah Menengah Kejuruan [SMK] Negeri dengan swadaya.
Mereka menggunakan material bambu dan lantai semen, dari dana yang dikumpulkan secara sukarela, bantuan beberapa pihak lain dan material sisa pembangunan masjid.
Sekolah tersebut, SMK Negeri Restorasi Pulau Komodo, memang tidak memiliki gedung sendiri sejak diresmikan Pemerintah Provinsi NTT pada 2022.
Hal ini membuat kegiatan aktivitas sekolah selama ini dilakukan pada siang hari, dengan menumpang di SMP Komodo, kata Mu’ammar Qadri, pimpinan sekolah tersebut.
Kinan, salah seorang warga desa dengan jumlah penduduk 1.846 jiwa itu menyebut hal ini sebagai ironi karena pemerintah “hanya mengambil keuntungan dari Pulau Komodo” yang saban tahun dikunjungi ratusan ribu turis. Warga, di sisi lain, kata dia, tidak dipedulikan, termasuk untuk mendapat infrastruktur penting seperti sekolah.
Pulau itu merupakan habitat utama Komodo, satwa langka yang menjadi daya tarik pariwisata Labuan Bajo, destinasi yang disebut super premium.
Berikut adalah beberapa foto yang dikirimkan warga Desa Komodo kepada Floresa terkait aktivitas proyek pembangunan gedung sekolah itu.