Mendengar cerita dan keluh kesah umat mengenai dampak negatif proyek geotermal yang konkret dan kasat mata sudah cukup bagi seorang uskup untuk menyatakan sikap, kata JPIC-OFM
Epy Rimo, imam Katolik yang juga direktur korporasi milik Keuskupan Maumere mengklaim sudah sejak lama merencanakan ‘pembersihan’ lahan yang hendak dikembangkan untuk usaha perkebunan kelapa
Dalam beberapa waktu terakhir, terungkap sejumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh ayah kandung, paman dan guru yang seharusnya menjadi pengayom
Proyek 'food estate' mendasarkan diri pada pandangan sempit tentang bagaimana ketahanan pangan seharusnya terwujud, tanpa melihat cara-cara yang lebih berkelanjutan yang telah diterapkan oleh masyarakat adat.
Ia merintis Hanaf Perempuan Flobamoratas, komunitas pemberdayaan mantan pekerja migran, berharap agar mereka tak lagi memilih merantau untuk menghidupi keluarga
Sidang kasus Mariance yang selamat dari rumah majikan usai melempar selembar surat minta tolong ke tetangga akan diputuskan di Malaysia pada akhir Juni
Tak hanya mengkritik pembesar, novel ini menghidupkan “dulce et utile,” istilah untuk menggambarkan karya sastra yang tidak saja menghibur tetapi juga memberi manfaat bagi pembacanya
Meski judul buku Robert Harrison Barnes mengandung kata "hunters" yang berarti “para pemburu,” ia tak sekalipun menyebut “pemburu” untuk nelayan Lamalera pada setiap halaman
Di ‘Jantung’ Wisata Super Premium Labuan Bajo, Warga Berjuang Sendiri Bangun Gedung Sekolah Negeri
Bahu membahu, warga Desa Komodo mengumpulkan dana, menyumbang tenaga mendirikan banguan untuk satu-satunya Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah mereka.
Floresa. – Warga di Pulau Komodo, kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur [NTT] membangun gedung Sekolah Menengah Kejuruan [SMK] Negeri dengan swadaya.
Mereka menggunakan material bambu dan lantai semen, dari dana yang dikumpulkan secara sukarela, bantuan beberapa pihak lain dan material sisa pembangunan masjid.
Sekolah tersebut, SMK Negeri Restorasi Pulau Komodo, memang tidak memiliki gedung sendiri sejak diresmikan Pemerintah Provinsi NTT pada 2022.
Hal ini membuat kegiatan aktivitas sekolah selama ini dilakukan pada siang hari, dengan menumpang di SMP Komodo, kata Mu’ammar Qadri, pimpinan sekolah tersebut.
Kinan, salah seorang warga desa dengan jumlah penduduk 1.846 jiwa itu menyebut hal ini sebagai ironi karena pemerintah “hanya mengambil keuntungan dari Pulau Komodo” yang saban tahun dikunjungi ratusan ribu turis. Warga, di sisi lain, kata dia, tidak dipedulikan, termasuk untuk mendapat infrastruktur penting seperti sekolah.
Pulau itu merupakan habitat utama Komodo, satwa langka yang menjadi daya tarik pariwisata Labuan Bajo, destinasi yang disebut super premium.
Berikut adalah beberapa foto yang dikirimkan warga Desa Komodo kepada Floresa terkait aktivitas proyek pembangunan gedung sekolah itu.