Rapor Pendidikan Meningkat, Kepala SMA Negeri di Manggarai Timur Akui Dampak Positif Pertukaran Guru dan Pelajar dengan Seminari

Kepala sekolah berharap pencapaian positif ini menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya dan mendorong semangat kolaboratif dalam dunia pendidikan

Floresa.co – Pimpinan salah satu SMA Negeri di Kabupaten Manggarai Timur mengaku mengalami dampak positif setelah bekerja sama dalam program pertukaran guru dan pelajar dengan seminari, sekolah pendidikan calon imam Katolik yang diakui merupakan salah satu sekolah unggulan.

Kerja sama itu antara SMAN 6 Kota Komba dengan SMA Seminari Pius XII Kisol – yang sama-sama berlokasi di Kelurahan Tana Rata, Kecamatan Kota Komba berlangsung sejak dua tahun lalu lewat sebuah Nota Kesepahaman [Memorandum of Understanding, MoU].

Kepala SMAN 6, Frumensius Hemat yang berbicara kepada Floresa pada 20 Mei berkata, pertukaran guru dan pelajar bertujuan agar kedua sekolah “saling belajar dan berbagi praktik baik dalam implementasi Kurikulum Merdeka.” 

Hal ini, jelasnya, juga menjadi “program reguler dan selalu dibuat setiap tahun dan setiap semester.” 

Ia berkata durasi program ini berjalan satu sampai dua minggu, di mana 20 peserta didik dan dua guru dari masing-masing sekolah ditukar. Khusus untuk SMAN 6 Kota Komba, dipilih 15 siswi dan lima siswa. 

“Kami mau belajar dari sekolah yang kualitasnya terkenal sehingga guru dan siswa diharapkan mampu belajar dari iklim akademis di seminari.”

Selain karena beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka, kata dia, pertukaran pelajar juga bagian dari visi-misi SMAN 6 Kota Komba untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta mutu guru dan siswa.

Para siswa SMAN 6 Kota Komba (mengenakan baju Pramuka) saat mengikuti kegiatan belajar-mengajar di SMA Seminari Pius XII Kisol. (Dokumentasi Frumensius Hemat)

Selama menjalin kerja sama, para guru dan siswa sekolah belajar dari seminari tentang disiplin serta dinamika pembelajaran di kelas dan di perpustakaan. 

Dampaknya, kata Frumensius, setidaknya terlihat dari nilai rapor pendidikan yang naik signifikan.

Frumensius menunjukkan kepada Floresa rapor pendidikan SMAN 6 Kota Komba tahun 2024 di mana terjadi peningkatan dalam literasi dan numerasi.

Rapor yang diterima pada 4 Maret itu menyajikan informasi terkait prestasi dan progres pendidikan sekolah. 

Berdasarkan rapor itu, kemampuan literasi sekolah itu masuk kategori baik di mana 75,56% peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum, meningkat 24,45% dari tahun sebelumnya.

Kemampuan numerasi sekolah itu juga masuk kategori sedang di mana 60% peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum, meningkat 26,67% dari tahun sebelumnya.

Sementara dari segi karakter, sekolah itu masuk kategori baik, capaiannya naik 1,13% dari tahun sebelumnya.

Frumensius menyambut gembira hasil rapor pendidikan itu, terutama berkaitan dengan literasi, numerasi, iklim pendidikan, dan aspek-aspek lainnya. 

Menurutnya, upaya kolektif dari guru, siswa, dan pihak sekolah telah  menunjukkan perubahan yang sangat signifikan dan membanggakan. 

“Tanda-tanda baik sudah kelihatan. Perjuangan, dedikasi dan pengorbanan bapak dan ibu guru dan pegawai, peserta didik dan masyarakat berhasil menjadikan komunitas SMAN 6 Kota Komba menjadi lebih baik dan bermutu,” katanya. 

Ia mengatakan dengan rapor pendidikan ini, SMAN 6 Kota Komba terus menunjukkan komitmen meningkatkan mutu pendidikan dan membentuk generasi yang unggul dalam literasi, numerasi, dan karakter. 

Ia berharap pencapaian positif ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya dan mendorong semangat kolaboratif dalam dunia pendidikan.

Frumensius mengatakan kerja sama ini juga terjalin karena kedua lembaga “sama-sama menjadi sekolah penggerak angkatan pertama dan sama-sama menerapkan Kurikulum Merdeka.” 

Selain itu, kata dia, jarak kedua sekolah cukup dekat yaitu sekitar satu kilometer.

“Bagi kami, ini momentum untuk belajar banyak hal di seminari. Guru dan siswa belajar serta memetik manfaat positif dan menjadi bekal untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” kata Frumensius, yang juga alumni Seminari Kisol.

Ia berkata, salah satu contoh nyata dan praktik baik program itu adalah pertukaran majalah dinding berbahasa Inggris dari kedua lembaga ini. 

Selain itu, kata dia, ada juga kelompok minat literasi di mana kedua sekolah sering membedah karya sastra bersama. 

Sejak dua tahun lalu, SMAN 6 Kota Komba menjalin kerja sama pertukaran guru dan pelajar dengan SMA Seminari Pius XII Kisol. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam kerja sama ini adalah pertukaran majalah dinding berbahasa Inggris. (Dokumentasi Frumensius Hemat)

“Kegiatan lain yang diikuti adalah penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, keterlibatan di teater yang dilakukan oleh siswa seminari, Jalan Salib dan Tablo pada saat Jumat Agung, dan olahraga bersama,” katanya.

Editor: Herry Kabut

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Baca Juga Artikel Lainnya