Asah Daya Kritis Peserta Didik, SMP Negeri di Manggarai Gelar Ujian Sekolah dengan Soal HOTS

Ujian berbasis daring ini terselenggara berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, kata kepala sekolah

Salah satu SMP Negeri di Kabupaten Manggarai menggelar ujian dengan soal model High Order Thinking Skill (HOTS) untuk mengasah daya kritis peserta didik. 

SMP Negeri 14 Satarmese itu menerapkan soal-sal itu dalam Ujian Akhir Sekolah (UAS) peserta didik kelas IX pada 28 April hingga 6 Mei.

Ketua Panitia Pelaksana UAS, Sebastianus Ali berkata, peserta ujian terdiri dari 59 orang, mencakup 29 laki-laki dan 30 perempuan. 

Pelaksanaannya dibagi ke dalam dua sesi, sesuai kondisi perangkat komputer dan laptop yang dipinjam dari sekolah tetangga. 

“Kami tidak mengizinkan peserta didik menggunakan gawai pribadi,” katanya. 

Kepala SMP Negeri 14, Maksimus Edon berkata, pemberian model soal HOTS merupakan upaya sekolah untuk terus-menerus meningkatkan mutu, setelah rapor pendidikan menunjukkan tren membaik.

Rapor pendidikan sekolah itu mengalami peningkatan pada empat indikator. Untuk indikator kemampuan literasi, numerasi, dan karakter murid, nilainya menjadi  kuning atau sedang, meningkat dari merah atau kurang pada tahun lalu.

Sementara itu, indikator kualitas pembelajaran mendapat nilai hijau atau baik, meningkat dari  merah.

Maksimus berkata, model soal HOTS yang dipilih yakni teks narasi, gambar, tabel, grafik, sementara alternatif pilihan bervariasi seperti pilihan ganda kompleks, menjodohkan, benar salah dan jawaban singkat.

Ia berkata model ujian berbasis HOTS “dapat merangsang dan memberdayakan kemampuan guru untuk menghadirkan pembelajaran yang menarik,” termasuk menciptakan soal yang mengasah daya kritis peserta didik. 

Ia berkata, kendati sekolahnya berada di daerah yang tidak terjangkau jaringan internet dan keterbatasan sarana dan prasarana, hal  itu tidak menghambat daya juang warga sekolah.

“Kolaborasi dengan berbagai pihak terutama warga sekolah, orang tua, dinas terkait dan masyarakat adalah kuncinya,” katanya.

Agustinus Sirilus Ampu, salah satu peserta UAS mengaku menyiapkan diri dengan baik sebelum menghadapi model soal yang menuntut analisis, kritis dan pemahaman tinggi itu.

“Hal pertama yang saya lakukan adalah berhenti bermain ponsel, tidak begadang, serta melakukan kebiasaan baik dari sekolah,” katanya. 

Yunita Anul, peserta UAS lainnya berkata, ia “sering menggunakan waktu senggang untuk belajar.”

Ia juga meminta orang tuanya agar “tidak mengganggu jam belajarnya” sehingga bisa fokus saat mengerjakan soal-soal.”

Editor: Herry Kabut

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca

Baca Juga Artikel Lainnya