Pemimpin di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Manggarai menilai peningkatan rapor pendidikan yang baru-baru ini diperoleh lembaganya merupakan buah dari kerja kolaboratif antarelemen.
Data rapor pendidikan tahun ini yang dirilis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada 14 Maret menunjukkan SMP Negeri 14 Satarmese mengalami peningkatan pada empat indikator penilaian.
Indikator kemampuan literasi, numerasi, dan karakter murid mendapat nilai kuning atau sedang, meningkat dari tahun lalu di mana ketiga indikator ini mendapat nilai merah atau kurang.
Sementara itu, indikator kualitas pembelajaran mendapat nilai hijau atau baik, meningkat dari tahun lalu di mana nilainya merah.
Pada tahun lalu, SMP Negeri 14 hanya mendapat nilai hijau pada dua indikator, yakni kondisi keamanan dan kebhinekaan sekolah.
Kepala SMP Negeri 14, Maksimus Edon berkata, “pencapaian ini adalah buah kolaborasi dari semua elemen yang ada di sekolah.”
Ia mengaku saat menjadi pelaksana tugas kepala sekolah pada November 2023, “hampir semua aspek memperoleh nilai merah.”
Situasi tersebut sesuai dengan “kondisi riil yang ada di sekolah.”

Karena itu, “saya berdiskusi dengan berbagai pihak, terutama teman-teman guru untuk membedah akar masalah tersebut.”
“Langkah awal yang kami kerjakan adalah membuat perencanaan program sekolah berbasis data dengan mengacu pada rapor pendidikan,” katanya.
“Kami melihat satu per satu indikator dan akar masalah untuk menyelesaikan soal yang ada,” tambahnya.
Maksimus berkata, pembenahan tersebut dilakukan secara bertahap yang dimulai dari tiga kegiatan inti sekolah, yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Sekolah juga menyusun rencana peningkatan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan [GTK] dan sarana prasarana penunjang pembelajaran serta program lainnya dengan berorientasi pada perbaikan dan peningkatan kualitas lembaga.
Sejak saat itu, kata dia, sekolah mulai mengerjakan berbagai upaya perbaikan, seperti pelatihan GTK dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan pemanfaatan tools google untuk pembelajaran dan penilaian.
Selain itu adalah pelaksanaan ujian berbasis aplikasi android dan penyusunan soal Higher Order Thinking Skills [HOTS] saat ujian.
Soal HOTS dirancang untuk menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi, bukan sekadar mengingat fakta.
Maksimus berkata, hal lain yang dilakukan adalah observasi kelas oleh kepala sekolah, pelaksanaan ujian berbasis proyek dan penyediaan sarana prasarana seperti buku-buku, teks pembelajaran, laptop serta perbaikan instalasi listrik di setiap ruang kelas untuk menunjang pembelajaran berbasis teknologi.
Selain itu adalah “pembiasaan membaca pada jam istirahat bagi murid dan guru” serta “pembiasaan menulis yang karyanya dipajang pada majalah dinding sekolah.”
Ferdinandus Leho, guru Bahasa Indonesia yang juga anggota Tim Kurikulum SMP Negeri 14 mengaku “sangat bangga dengan pencapaian ini karena rapor pendidikan memperoleh hasil yang memuaskan.”
Semua ini terwujud “bukan karena perjuangan secara individu, tetapi hasil kolaborasi di antara para guru,” baik antarrumpun maupun lintas rumpun mata pelajaran.
Ia berharap “kolaborasi para guru ditingkatkan lagi,” terutama “dalam meningkatkan literasi dan numerasi” sehingga pencapaian rapor pendidikan lebih baik lagi.
“Kalau tahun ini ada tiga indikator penilaian masih berwarna kuning, semoga tahun pelajaran 2025/2026 indikator penilaian tersebut berwarna hijau sehingga rapor pendidikan masuk kategori sangat memuaskan,” katanya.
Ferdinandus juga berterima kasih kepada Maksimus karena “sudah bekerja keras membuat terobosan baru” di SMP Negeri 14.
Salah satu terobosan itu adalah menyediakan layanan internet Starlink yang berkecepatan tinggi untuk pelaksanaan ujian berbasis Android dengan pemanfaatan google form.
“Terobosan inilah yang memicu semangat para guru untuk terus berinovasi,” katanya.
Sementara itu, Mariaeta Rahmanirasti Losa, salah satu peserta didik Kelas IX “sangat senang dengan perubahan ini dan hasil ini diperoleh berkat kerja keras dari para guru.”
Selama ini “kami sudah merasakan perubahan di lembaga ini,” yang terwujud dalam berbagai kegiatan, di antaranya pelaksaan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan pelaksanaan Penilaian Tengah Semester maupun Penilaian Akhir Semester secara daring dengan bantuan Starlink.
“Kami juga diberi ruang oleh bapak dan ibu guru untuk membaca buku di perpustakaan,” katanya.
Editor: Herry Kabut