Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, NTT kembali menjalin kerja sama dengan Australia, bagian dari upaya memperkuat kolaborasi internasional dan pertukaran budaya.
Kerja sama itu terjalin saat International Relations Office (IRO) atau Kantor Hubungan Internasional Undana dikunjungi Joe Stevens, Konsulat Jenderal Australia untuk wilayah NTT, NTB dan Bali pada 13 Juni.
Kunjungan tersebut menandai peresmian kembali AussieBanget Corner (ABC), sebuah inisiatif kerja sama antara Undana dan Konsulat Jenderal Australia untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Australia dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Stevens berkata, ABC telah hadir sejak 2018 dan “kini diperbarui dengan tampilan serta fasilitas baru agar semakin relevan bagi mahasiswa.”
“Kami senang bisa kembali ke Undana dan memperbarui ABC. Ini adalah ruang untuk mendiskusikan segala hal tentang Australia, mulai dari buku, sumber informasi hingga peluang beasiswa,” katanya.
Stevens berkata, hubungan Australia dan Indonesia bukan hanya soal kedekatan geografis, melainkan ikatan jangka panjang di bidang pendidikan, keluarga, bisnis dan pariwisata.
Ia menyebut program beasiswa Australia Awards Indonesia telah mendukung puluhan ribu pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi di Australia.
Karena itu, ia mendorong mahasiswa dan sivitas akademika Undana untuk aktif mengakses peluang-peluang beasiswa dan kursus singkat melalui situs resmi program tersebut.
Rektor Undana, Maxs U. E. Sanam berkata, pembaruan ABC menjadi bagian penting dari upaya internasionalisasi kampus.
ABC, kata dia, merupakan “simbol komitmen kami untuk mendorong kolaborasi internasional dan pertukaran budaya.”
“Fasilitas ini tidak hanya terbuka untuk sivitas akademika Undana, tetapi juga untuk masyarakat Kupang dan NTT secara luas,” katanya.
Maxs menambahkan ABC akan menjadi pusat informasi yang menyediakan akses terhadap literatur, materi riset dan wawasan budaya Australia.
“Kami percaya bahwa koneksi seperti ini akan memperkaya pengalaman akademik dan mempersiapkan mahasiswa serta masyarakat untuk menghadapi dunia yang semakin terhubung,” katanya.

Sementara itu, Ketua IRO, Chatarina G. K. H. Behar berkata kantornya memiliki peran penting dalam mendukung keberadaan dan pengelolaan kembali ABC di Undana.
Karena itu, penandatanganan mutual arrangement atau pengaturan bersama untuk pengaktifan kembali ABC menjadi langkah awal yang strategis.
Ia menyebut penandatanganan mutual arrangement menandai pengelolaan ABC oleh IRO, sebagaimana tercantum dalam dokumen kesepakatan tersebut.
Ia menambahkan IRO mencermati bahwa lalu lintas kerja sama luar negeri, termasuk layanan yang dibutuhkan mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan sangat intens.
“Dengan pengelolaan ABC oleh IRO, informasi mengenai keberadaan dan fungsi pojok ini akan lebih mudah disebarluaskan kepada siapa pun yang berkunjung ke IRO,” katanya.
Chatarina berkata, pengaktifan kembali ABC bertujuan agar civitas akademika Undana dan masyarakat umum dapat mengakses dan menggali informasi tentang Australia, mulai dari pendidikan, beasiswa hingga peluang kerja.
Di pojok tersebut, kata dia, tersedia buku-buku dan komputer yang dapat digunakan untuk mencari informasi terkait Australia, termasuk gaya hidup dan budaya.
“Komputer ini dapat digunakan sesuai dengan jam operasional IRO, yakni mulai pukul 07.30 hingga 16.00,” katanya.
Chatarina berharap pengelolaan ABC oleh IRO akan menarik minat konsulat-konsulat negara lain untuk membuka pojok belajar serupa di Undana.
Dengan demikian, mereka dapat melihat bahwa “Undana terbuka dan siap menjadi tuan rumah bagi berbagai ruang belajar lintas negara.”
Ia menambahkan IRO berperan sentral dalam mendukung visi dan misi Undana sebagai universitas berorientasi global.
“Kami terbuka terhadap berbagai bentuk kemitraan internasional yang memungkinkan masyarakat mengenal lebih dalam budaya akademik, gaya hidup dan hal-hal positif dari berbagai negara, sebagaimana yang diwujudkan melalui keberadaan ABC ini,” katanya.
Dalam kunjungan itu, Stevens meresmikan ABC sekaligus menyerahkan buku secara simbolis kepada Maxs U. E. Sanam.
Penyerahan ini menjadi tanda dimulainya kembali aktivitas ABC, di mana sejumlah buku dari Konsulat Jenderal Australia akan ditempatkan di pojok yang kini berlokasi di IRO tersebut.
Handrisius Grodus merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang
Editor: Herry Kabut