Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal komunikasi dan penyebaran informasi. Di era digital ini, media sosial memainkan peran penting sebagai sarana penyampaian informasi, hiburan, bahkan edukasi.
Salah satu platform media sosial yang sedang digandrungi banyak kalangan, khususnya anak muda dan mahasiswa, adalah TikTok.
Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagikan video singkat yang menarik, mulai dari konten hiburan, edukasi, hingga informasi-informasi terkini.
Pengamatan dan wawancara yang saya lakukan terhadap beberapa mahasiswa di Universitas Tribhuwana Tunggadewi [Unitri] Malang, Jawa Timur menunjukkan tingginya tren penggunaan TikTok sebagai sumber informasi dan sarana hiburan.
Penggunaan TikTok yang intens di kalangan mahasiswa menimbulkan berbagai pertanyaan terkait dampaknya terhadap tingkat literasi mereka. Literasi, dalam konteks ini, bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan dalam memahami dan mengevaluasi informasi, baik secara kritis maupun secara mendalam.
Artikel ini akan mengulas bagaimana penggunaan TikTok mempengaruhi tingkat literasi mahasiswa Unitri, dengan meninjau dampak positif maupun negatifnya.
TikTok sebagai Media Edukasi Alternatif
TikTok, yang awalnya hanya dikenal sebagai media berbagi video pendek untuk hiburan, kini telah berkembang menjadi platform yang lebih variatif dengan ragam konten edukatif.
TikTok memiliki berbagai fitur yang membuatnya mudah diakses dan menarik bagi mahasiswa. Tidak hanya menyediakan konten hiburan, banyak kreator di TikTok yang membagikan informasi pendidikan, tutorial keterampilan, tips belajar, dan bahkan pembahasan tentang isu-isu terkini yang relevan bagi mahasiswa.
Bagi mahasiswa, TikTok bisa menjadi media pembelajaran yang fleksibel dan tidak membosankan. Informasi yang disajikan dalam bentuk video singkat memudahkan mereka untuk memahami materi-materi tertentu tanpa harus menghabiskan waktu yang lama.
Selain itu, video-video pendek ini biasanya disajikan dengan cara yang menarik, yang dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar dan memperluas wawasan mereka.
Dampak Positif TikTok terhadap Literasi Mahasiswa
Penggunaan TikTok dapat memberikan beberapa pengaruh positif terhadap tingkat literasi mahasiswa, terutama dalam hal literasi informasi, literasi digital, serta pengembangan kreativitas.
Dalam hal literasi informasi, TikTok membantu mahasiswa mengakses informasi secara cepat dan mudah.
Melalui TikTok, mahasiswa dapat menemukan berbagai macam konten informatif yang relevan dengan bidang studi mereka atau isu-isu yang sedang populer. Sebagai efeknya, TikTok juga mendorong mahasiswa untuk melakukan penelitian mandiri berdasarkan konten-konten tersebut.
Setelah menonton sebuah video, mereka seringkali terdorong untuk mencari tahu lebih banyak mengenai topik yang dibahas. Ini merupakan tanda bahwa TikTok dapat merangsang minat belajar dan meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa.
Dari sisi literasi digital, penggunaan TikTok memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan teknologi mereka. Mahasiswa yang aktif di TikTok biasanya terampil dalam mengoperasikan teknologi digital, seperti mengedit video, menambahkan efek visual, hingga memahami algoritma media sosial.
Keterampilan ini penting di era digital, di mana hampir semua aspek kehidupan kini terhubung dengan teknologi. Selain itu, literasi digital juga mencakup kemampuan memahami dan menilai kredibilitas informasi yang didapatkan secara daring, yang dapat membantu mahasiswa menjadi lebih kritis terhadap konten yang mereka konsumsi.
TikTok juga mendorong kreativitas mahasiswa dalam menyampaikan ide dan informasi. Dalam membuat konten, mahasiswa perlu memahami cara penyampaian pesan secara visual dan verbal agar dapat menarik perhatian.
Hal ini dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi secara efektif dan kreatif. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga penting dalam konteks akademik, di mana presentasi dan kemampuan komunikasi sangat diperlukan.
Menurunkan Konsentrasi dan Fokus
Meskipun TikTok memiliki potensi untuk meningkatkan literasi mahasiswa, platform ini juga memiliki beberapa dampak negatif yang dapat mempengaruhi kualitas literasi, terutama dalam hal kemampuan konsentrasi dan penyaringan informasi.
Salah satu dampak negatif yang muncul adalah penurunan konsentrasi dan kemampuan untuk fokus. TikTok dirancang untuk menyajikan video-video pendek yang dapat ditonton secara berurutan. Durasi konten yang singkat membuat mahasiswa terbiasa dengan pola konsumsi informasi yang cepat dan dangkal.
Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membaca dan memahami materi akademik yang lebih mendalam, seperti artikel jurnal atau buku teks yang membutuhkan konsentrasi lebih lama.
Akibatnya, mahasiswa kesulitan untuk fokus pada tugas akademik yang membutuhkan pemahaman mendalam dan analisis yang lebih kompleks.
Selain itu, TikTok juga memiliki risiko dalam hal penyebaran informasi yang tidak valid atau menyesatkan. Banyak pengguna TikTok yang membuat konten berdasarkan opini pribadi atau informasi yang tidak memiliki dasar ilmiah.
Hal ini menjadi tantangan bagi mahasiswa dalam menyaring informasi yang mereka terima, karena tidak semua konten yang tersebar di TikTok dapat dipercaya atau sesuai dengan fakta.
Jika mahasiswa tidak memiliki keterampilan literasi kritis yang baik, mereka bisa saja terpengaruh oleh informasi yang salah atau menyesatkan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi cara pandang dan pemahaman mereka terhadap suatu isu.
Dampak negatif lainnya adalah potensi kecanduan media sosial. TikTok dirancang dengan algoritma yang menarik, yang membuat penggunanya terus-menerus ingin membuka aplikasi dan menonton video.
Bagi mahasiswa, ini bisa menyebabkan ketergantungan yang mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau melakukan kegiatan produktif lainnya.
Waktu yang terbuang di TikTok dapat berpengaruh pada prestasi akademik mereka, karena waktu belajar mereka berkurang.
Jika tidak ada kemampuan manajemen waktu yang baik, TikTok bisa mengalihkan fokus mereka dari literasi akademik yang lebih penting.
Bagaimana Memanfaatkan TikTok?
Tantangan utama dalam memanfaatkan TikTok sebagai sumber Literasi yang bermanfaat adalah kemampuan mahasiswa untuk membedakan konten yang valid dan informatif dari konten yang hanya bersifat hiburan atau bahkan menyesatkan.
Mahasiswa harus dapat mengevaluasi kredibilitas kreator dan informasi yang mereka sampaikan. Hal ini membutuhkan literasi media yang baik, yang meliputi pemahaman tentang bagaimana media sosial bekerja dan bagaimana menyaring informasi yang benar.
Selain itu, durasi konten yang singkat pada TikTok bisa menjadi hambatan untuk menyampaikan materi yang lebih kompleks dan mendalam. Banyak topik akademik yang membutuhkan penjelasan yang lebih panjang agar dapat dipahami secara menyeluruh.
Karena itu, mahasiswa perlu mencari sumber-sumber lain untuk mendalami materi yang mereka lihat di TikTok. TikTok seharusnya dianggap sebagai media pembelajaran tambahan, bukan sebagai satu-satunya sumber informasi.
Tantangan lainnya adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan TikTok dan aktivitas belajar yang lain. Mahasiswa perlu menyadari pentingnya membatasi waktu penggunaan media sosial agar tidak mengganggu kegiatan akademik mereka.
Hal ini menuntut adanya kedisiplinan dan pengendalian diri dalam menggunakan TikTok secara bijak dan produktif.
Catatan Akhir
Penggunaan TikTok di kalangan mahasiswa UNITRI memiliki dampak yang kompleks terhadap tingkat Literasi mereka. Di satu sisi, TikTok dapat menjadi sarana untuk meningkatkan literasi informasi, literasi digital, dan kreativitas mahasiswa.
TikTok mempermudah akses informasi dan memberikan berbagai konten yang bisa merangsang minat belajar. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan teknologi dan visual yang relevan di era digital ini.
Namun, di sisi lain, penggunaan TikTok juga membawa beberapa dampak negatif yang harus diwaspadai. Mahasiswa mungkin mengalami penurunan konsentrasi, ketergantungan pada media sosial, dan rentan terhadap penyebaran informasi yang tidak valid.
Tantangan-tantangan ini mengharuskan mahasiswa untuk bijak dalam menggunakan TikTok dan memiliki keterampilan Literasi yang cukup untuk menyaring informasi yang mereka terima.
Dengan sikap kritis dan pengendalian diri yang baik, TikTok dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber literasi yang bermanfaat bagi mahasiswa.
Penting bagi mahasiswa untuk memahami bahwa literasi yang baik mencakup kemampuan untuk mengakses, memahami, dan menilai informasi secara mendalam, dan ini tidak bisa didapatkan hanya dari satu platform media sosial saja.
TikTok dapat menjadi pelengkap yang mendukung pembelajaran, tetapi tetap harus disertai dengan penggunaan sumber informasi yang lebih kredibel dan mendalam untuk mencapai pemahaman yang komprehensif.
Gregorius Karlo Jehapan merupakan mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Editor: Anno Susabun