Panas Dingin Proyek Strategis Nasional di Pulau Panas Bumi

Sejak tahun 2017 Pemerintah Pusat menetapkan “Flores sebagai Pulau Panas Bumi” melalui SK Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2268 K/30/MEM/2017.

Demi mendukung transisi energi dari energi fosil menjadi apa yang diklaim sebagai energi baru dan terbarukan, 17 lokasi di 6 kabupaten menjadi incaran pengeboran panas bumi.

Di Flores, upaya pemanfaatan geothermal dimulai sejak 1980-an, dengan titik pertama yang dikembangkan adalah di Ulumbu, Kabupaten Manggarai.

Selain perluasan wilayah eksplorasi lama seperti di Ulumbu, ada juga lokasi baru seperti di Wae Sano, Mataloko dan Sokoria, masing-masing di Kabupaten Manggarai Barat, Ngada dan Ende.

Sementara pemerintah dan korporasi menarasikan proyek-proyek ini sebagai ‘berkah,’ tidak demikian dengan warga di sekitar. Karena itu, beragam bentuk perlawanan dilakukan, berangkat dari pengalaman mereka merasakan dampak dari proyek-proyek ini.

Lewat seri liputan ini, Floresa, dengan dukungan Jaringan Advokasi Tambang, merekam cerita dari warga di empat lokasi proyek geothermal di Flores, yakni dari Sokoria, Matoloko, Wae Sano dan Poco Leok.

 

Pertegas Sikap Tolak Geotermal, Warga Adat Poco Leok Tidak Hadiri Pertemuan Pemerintah Bahas Kelanjutan Proyek

Pertemuan digelar pada 25 Juli, di mana pemerintah menghadirkan PT PLN dan pengamat yang dukung proyek tersebut

Mengapa Izin Korporasi yang Ancam Konservasi Tidak Dicabut? Warga Pertanyakan Rencana Pemerintah Tutup TN Komodo untuk Pemulihan Kawasan

Ada lima perusahaan yang mendapat izin usaha dalam kawasan taman nasional, yang sebagian pemiliknya amat dekat dengan kekuasaan, termasuk dengan Presiden Joko Widodo

Perusahaan Tambang Kembali Beroperasi di Reok, Manggarai, Bakal Produksi Mangan Hingga 2027

PT Sumber Jaya Asia mengantongi izin selama 10 tahun dengan luas konsesi 77,43 hektare

Artikel Lainnya Terkait Panas Bumi di Flores

Pertegas Sikap Tolak Geotermal, Warga Adat Poco Leok Tidak Hadiri Pertemuan Pemerintah Bahas Kelanjutan Proyek

Pertemuan digelar pada 25 Juli, di mana pemerintah menghadirkan PT PLN dan pengamat yang dukung proyek tersebut

Perempuan Poco Leok Latih Buat Pembalut Ramah Lingkungan, Cara untuk Berdaya di Tengah Tekanan Proyek Geotermal

Pembalut ramah lingkungan menyehatkan organ reproduksi sekaligus membantu menjaga keseimbangan alam

Dinilai Bawa Agenda Loloskan Proyek Geotermal, Warga Adat Poco Leok Tolak Lahan Ulayat Jadi Kebun Hortikultura PT PLN

Pemangku adat mengambil sementara lahan itu, menyatakan hanya mengizinkannya untuk diolah murni demi kepentingan warga, bukan untuk proyek PT PLN

Diintimidasi Hingga Dibui Tanpa Salah; Lika-Liku Warga Adat Flores Hadapi Praktik Manipulasi Hukum dan Proyek yang Rampas Ruang Hidup

Upaya pemaksaan untuk menerima proyek infrastruktur, pariwisata dan energi terjadi di sejumlah lokasi, sementara manipulasi dalam penegakan hukum menyeret warga adat ke penjara, kendati akhirnya dinyatakan tidak bersalah

Pajang Poster Karung Tolak Geotermal, Aksi Warga Poco Leok Merespons Penetapan Lokasi Proyek Tahap II

Tahap kedua menargetkan tiga titik pengeboran di tengah sikap warga adat yang tetap tegas menolak proyek

Kolaborasi Komunitas Muda Jaga Air di Poco Leok

Aksi ini dilakukan di tengah kecemasan terhadap pencemaran air, diduga dampak dari proyek panas bumi

Koalisi Advokasi Poco Leok Adukan Hakim di Pengadilan Negeri Ruteng ke MA dan KY terkait Polemik Putusan Konsinyasi Lahan Proyek Geotermal

Koalisi menyatakan hakim di Pengadilan Negeri Ruteng sengaja membuat warga adat Poco Leok yang menolak proyek geotermal tidak dapat menghadiri sidang putusan konsinyasi, sementara hakim mengklaim telah bertindak sesuai aturan

‘Rawat Mata Air, Bukan Air Mata,’ Narasi Kolaborasi Kaum Muda Peringati Hari Anti Tambang di Poco Leok

Gheril Ngalong, Koordinator Rumah Baca Aksara, komunitas beranggotakan kaum muda berbasis di Ruteng, Kabupaten Manggarai membagi cerita kolaborasi dengan Kawan Muda Poco Leok dalam peringatan Hari Anti Tambang, 29-30 Mei 2024

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.

Dikunjungi Komnas HAM, Warga Poco Leok di Flores Minta Perlindungan dari Upaya Paksa Pemerintah dan PT PLN untuk Loloskan Proyek Geotermal

Kunjungan Komnas HAM berlangsung setelah warga Poco Leok dan sejumlah lembaga advokasi menyampaikan pengaduan pada tahun lalu terkait berbagai tekanan pemerintah dan korporasi demi memuluskan Proyek Strategis Nasional itu

Soal Ekologi Integral dalam Surat Gembala Natal Uskup Ruteng, Umat Poco Leok Minta Jangan Sebatas Slogan

Salah seorang umat di Poco Leok menilai pernyataan uskup kontras dengan sikap Keuskupan Ruteng dalam polemik geothermal

Perempuan Poco Leok Melawan: Demi Tanah dan Air, Bukan Bara Panas Bumi

Bagi kaum perempuan Poco Leok, tanah dan air adalah sandaran demi keberlangsungan hidup generasi kini dan yang akan datang. Karena itu, mereka melihat proyek geothermal sebagai ancaman serius. Demi mempertahankan tanah, mereka berjibaku dalam aksi-aksi penghadangan terhadap pemerintah, petugas perusahaan dan aparat.