Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia [Unika] St. Paulus Ruteng menginisiasi pementasan seni dan budaya di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Manggarai Timur, bagian dari cara memperingati “Bulan Bahasa” yang jatuh pada setiap Oktober.
Pementasan itu diinisiasi oleh lima mahasiswa dari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang sejak awal bulan lalu magang di SMA Negeri 5 Kota Komba.
Mereka adalah Yasinta Ana, Lidya Honorata Luna, Eugenius Ngga, Hendrikus Saldun dan Yulianus Setiawan Rembung.
Berlangsung di lapangan SD Katolik Watu Ata pada 28 Oktober — bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda — pementasan itu dipandu oleh Ardian dan Laura, Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMA Negeri 5.
Dalam pementasan itu, para peserta didik SMA Negeri 5 menampilkan beragam pertunjukan seni dan budaya, di antaranya tarian kreasi, puisi, tarian tradisional, musikalisasi puisi, olah vokal, stand-up comedy, aransemen lagu dan drama komedi.
Kegiatan itu juga melibatkan para peserta didik SD Katolik Watu Ata di mana mereka menampilkan dance dan pantun.
Yasinta Ana, salah satu mahasiswa berkata, “kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap bahasa Indonesia dan budaya lokal.”
Inisiatif untuk menyelenggarakan acara itu, kata dia, telah dikonsultasikan dan didukung oleh Garsianus Nana dan Hironimus Cance, keduanya merupakan guru pamong SMA Negeri 5.
“Mereka sangat antusias dengan ide kami. Mereka bahkan memberi banyak masukan yang membuat kami semakin yakin,” katanya.
Inisiatif itu juga didukung oleh Kepala SMA Negeri 5, Marselinus Junardi.
“Ketika pertama kali mendengar ide mahasiswa magang untuk mengadakan Bulan Bahasa, saya langsung merasa ini kesempatan baik,” kata Marselinus.
“Kami ingin para peserta didik mengenal bahasa dan budaya melalui cara yang menarik, tidak melulu dalam bentuk teori di kelas,” tambahnya.
Eugenius Ngga, mahasiswa lainnya berkata, “kegiatan ini dirancang untuk memberi ruang kepada para peserta didik agar mereka berani mengekspresikan diri dan menampilkan kreativitas.”
“Kami ingin mereka bangga dengan kemampuan berbahasa dan budaya mereka sendiri,” katanya.
Hendrikus Saldun, mahasiswa lainnya berkata, “kegiatan ini juga bertujuan melatih keterampilan berorganisasi dan tanggung jawab sehingga kami ingin semua peserta didik terlibat.”
Saat acara berlangsung, Lapangan SD Katolik Watu Ata dipenuhi penonton yang merupakan warga, para pendidik dan para peserta didik dari kedua sekolah itu.
Deni, salah satu peserta didik SMA Negeri 5 yang pada acara itu membacakan puisi mengaku “bangga karena bisa menampilkan bakat dan keterampilan di hadapan banyak orang.”
“Awalnya saya sangat gugup, tapi ketika melihat banyak yang mendukung, saya jadi percaya diri. Saya senang bisa ikut merayakan Bulan Bahasa ini,” katanya.
“Saya tidak pernah menyangka acara sekolah bisa seseru ini. Saya merasa sangat terhibur,” kata Maria, salah seorang warga.
Marselinus Junardi berkata, “kami sangat bangga dan gembira melihat penampilan anak-anak karena selain menghibur, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya menjaga dan mencintai budaya lokal.”
Yulianus Setiawan Rembung, salah satu mahasiswa, berkata, “antusiasme warga menunjukkan bahwa mereka sangat mendukung pengembangan bakat para peserta didik.”
Sementara itu, Garsianus Nana berkata, “kegiatan ini membuktikan bahwa kita bisa mempelajari bahasa dan budaya lokal melalui hal-hal yang menyenangkan.”
“Saya sangat bangga dengan dedikasi para mahasiswa magang. Mereka telah bekerja keras untuk membuat acara ini berjalan sukses. Terima kasih juga kepada masyarakat yang telah mendukung,” katanya.
Lidya Honorata Luna adalah mahasiswa Unika St. Paulus Ruteng, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Editor: Herry Kabut