Dengarlah, oh hati yang lapang,
gemercik suaranya bagai aliran sungai.
Ia mengalirkan hikmah dalam riak yang halus,
membuka pintu dunia, mengajak terus.
Seperti seruling yang menyentuh awan,
suaranya mengalun indah, tiada ternilai.
Ia memecah kegelapan, menerangi jalan,
menuntun yang haus akan pengetahuan.
Kata-kata merangkai makna dalam harmoni,
seperti melodi yang memikat jiwa yang lapar.
Bukan hanya kata, tapi pintu ke dalam dunia,
tempat di mana ide-ide berkumpul berdansa.
Suaranya takkan pernah usang,
ia terukir dalam sejarah dan masa depan.
Dalam setiap kata yang terucapkan,
terbawa keabadian, membentuk akhir dan permulaan.
Di dalam perpustakaan, di dalam kelas,
suaranya menggema, menghidupkan ruang.
Ia tak lelah memberi makna, menginspirasi,
bagai cahaya yang menerangi gelapnya malam.
Bersama suaranya, kita mengarungi lautan,
melewati badai keraguan, menuju pencerahan.
Ia adalah nafas yang mengembuskan semangat,
mendorong kita maju, tak gentar terhadap tantangan.
Jadi dengarlah, oh hati yang terbuka,
suaranya memanggil, mengajak berpetualang.
Dalam setiap kata, dalam setiap cerita,
tersimpan hikmah yang abadi, takkan pernah pudar.
Marianus Jefrino adalah staf pengajar di Sekolah Regina Caeli, Bogor, Jawa Barat; alumnus Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero