Target Perbaiki Rapor Pendidikan, SMP Negeri di Manggarai Lakukan Sejumlah Inovasi, termasuk Sediakan Jaringan Internet

Sekolah melakukan pembenahan setelah tahun lalu dapat rapor merah

Floresa.co – Salah satu SMP Negeri di Kabupaten Manggarai melakukan sejumlah inovasi termasuk menyediakan jaringan internet, bagian dari upaya mendorong perbaikan rapor pendidikan.

Inovasi SMP Negeri 14 Satar Mese itu dilakukan dalam rangka mendukung Asesmen Nasional Berbasis Komputer [ANBK] yang berlangsung pada 9-10 September.

AN yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi [Kemdikbud Ristek] pada bulan ini merupakan yang keempat kali sejak diluncurkan pada 2021, kata Maksimus Edon, Kepala SMP Negeri 14 Satar Mese.

Ia berkata, dalam AN, ada empat hal yang diukur, yakni kemampuan literasi, numerasi, survei karakter dan survei lingkungan belajar, di mana peserta dipilih secara acak oleh Kemendikbud Ristek. 

Jumlah peserta bervariasi yakni antara 30-45 orang, “tergantung jumlah secara keseluruhan peserta didik di masing-masing satuan pendidikan.”

“Peserta yang dipilih adalah siswa kelas VIII untuk jenjang SMP/Mts,” katanya.

Maksimus berkata, AN bertujuan mengukur kompetensi dasar peserta didik terkait literasi, numerasi, dan karakter.

Selain itu AN bertujuan “mengetahui kualitas pembelajaran serta mengidentifikasi kesenjangan pendidikan di berbagai daerah dan kelompok sosial.”

Hasil AN, katanya, akan tergambar melalui capaian rapor pendidikan yang  diharapkan dapat menjadi acuan  “melakukan refleksi tentang kualitas pembelajaran guru di kelas, karakter, dan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran.”

“Program yang dihadirkan oleh masing-masing satuan pendidikan akan diwujudkan melalui capaian rapor pendidikan di akhir kegiatan,” katanya. 

“Rapor pendidikan ini akan memberikan gambaran tentang capaian masing-masing indikator literasi, numerasi, karakter dan lingkungan belajar,” tambahnya.

Evaluasi Usai Dapat Kategori Merah

Maksimus berkata, dalam AN tahun lalu rapor pendidikan SMP Negeri 14 masuk “kategori merah” dari sisi indikator numerasi dan literasi.

Karena itu pihaknya menjadikan capaian itu sebagai acuan refleksi untuk menyusun rencana perbaikan, aksi, dan evaluasi. 

Salah satu bahan refleksi adalah AN yang tidak dilaksanakan di satuan pendidikan sendiri karena “sekolah kami tidak terjangkau sinyal internet,” padahal AN berbasis online.” 

“Selama ini, kami melaksanakan AN di rumah warga atau di sekolah lain yang berjarak tiga sampai 10 kilometer,” katanya. 

“Selain kualitas pembelajaran guru di kelas, jarak tempuh dan kendala teknis juga sudah menjadi bagian refleksi dari capaian rapor pendidikan tahun lalu,” katanya.

Maksimus berkata, berkaca dari pengalaman itu, pihaknya melakukan beberapa inovasi.

Salah satunya adalah “menghadirkan layanan internet [Starlink] di sekolah sehingga AN tahun ini bisa dilaksanakan di satuan pendidikan sendiri.” 

Inovasi itu, kata dia, merupakan upaya “menghadirkan rasa nyaman secara psikologis bagi peserta didik yang mengikuti AN.”

Layanan internet, katanya, juga merupakan pintu awal untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, baik bagi guru maupun bagi peserta didik.

Pihaknya juga telah menetapkan beberapa langkah perbaikan lain di antaranya “menghidupkan kembali kegiatan ekstrakurikuler yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.”

SMP Negeri 14 juga memperbaiki fasilitas pendukung pembelajaran seperti instalasi listrik di setiap ruang kelas, kursi dan meja peserta didik, air bersih, dan pagar untuk mendukung pembelajaran guru berbasis teknologi seperti tayangan video, gambar dan musik.

Maksimus berkata, pihaknya juga menyediakan buku-buku teks pembelajaran sesuai dengan kurikulum serta membuat program literasi di mana para peserta didik memiliki waktu paling sedikit satu jam untuk membaca buku di rumah.

Selain itu, program lain adalah mendorong para guru untuk terlibat dalam Program Pendidikan Guru Penggerak, Program Pendidikan Profesi Guru dan pelatihan mandiri di platform Merdeka Mengajar serta kegiatan webinar lainnya dalam dunia pendidikan.

“Ini adalah hal-hal yang sedang kami kerjakan sebagai bagian dari upaya melakukan perbaikan secara menyeluruh dan bertahap di sekolah,” katanya. 

Maksimus berkata, “hasil AN secara resmi akan dirilis oleh Kemendikbud Ristek sekitar Oktober-November tahun ini.”

Ia pun percaya bahwa “upaya-upaya yang telah kami lakukan akan memberikan dampak positif pada pelaksanaan AN kali ini.” 

Langkah-langkah perbaikan itu tidak terlepas dari kerja kolaborasi para guru “yang bahu-membahu mengeksekusi program yang telah ditetapkan bersama,” katanya. 

Dukungan, kata dia, juga datang dari peserta didik, orang tua, komite, dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga [PPO] Kabupaten Manggarai. 

“Apapun hasilnya akan kita evaluasi untuk menyusun program perbaikan selanjutnya,” katanya.

Perwakilan kelas VIII SMP Negeri 14 Satar Mese sedang mengikuti Asesmen Nasional berbasis online pada 9-10 September 2024. (Dokumentasi Maksimus Edon)

Tak Lagi ke Tempat Lain

Olviana Inas, salah satu peserta didik dari kelas VIII yang ikut dalam kegiatan AN mengaku “sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para guru karena berkat kerja keras mereka, kami bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini.”

Ia juga mengaku bangga karena “para guru menghadirkan Starlink sehingga kami bisa melaksanakan AN di sekolah sendiri tanpa harus keluar ke tempat-tempat lain yang akses jaringannya lebih baik.” 

“Niat dan  kerja keras inilah yang patut kami contohi dari para guru untuk pengembangan karakter kami selanjutnya,” katanya.

Alfredo Dacosta Ropang, peserta didik lainnya berkata, “budaya literasi dan karakter harus sejalan karena kedua hal tersebut merupakan landasan bagi kami untuk menjadi pribadi yang berguna dan sukses di masa depan.” 

Kedua hal itu, kata dia, juga merupakan “jembatan bagi generasi bangsa menuju Indonesia Emas pada 2045.”

Pengawas AN dari SMP Negeri 3 Satar Mese, Leobaldus Magus Cahyadi memberikan beberapa catatan yang perlu dilakukan dari pihak sekolah untuk kedepannya.

Catatan itu antara lain perlunya membimbing peserta didik secara rutin dengan cara memberikan soal-soal tentang literasi, numerasi, dan karakter serta “membiasakan anak-anak untuk mengoperasikan komputer.” 

Kegiatan AN, kata dia, merupakan dasar evaluasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di mana segala kendala dapat menjadi acuan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.”

Kendati demikian, Leobaldus mengaku “sangat senang melihat anak-anak begitu antusias mengikuti kegiatan AN dan situasi itu merupakan gambaran yang bagus bagi keberlangsungan kegiatan selanjutnya.”

“Semoga antusiasme mereka membawa dampak yang positif bagi rapor sekolah,” katanya. 

Sementara itu, Danar Wulan, Pengawas Pembina SMP dari Dinas PPO  Manggarai berkata, “secara keseluruhan, pelaksanaan AN tahun ini di SMPN 14 Satar Mese terbilang sukses jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hal itu terjadi karena AN “dilaksanakan di sekolah sendiri dan peserta didik tidak lagi berpindah ke tempat yang ada jaringan.” 

Perubahan itu, kata dia,  berkat adanya program pemberdayaan aset dan penyediaan layanan pendidikan yang lebih baik sehingga “tim proktor dan teknisi menjadi lebih siap dalam menjalankan tugasnya.” 

Tim proktor dan teknisi adalah petugas yang mengoperasikan server ANBK sehingga dapat menyediakan soal-soal yang akan tampil di komputer siswa.

“Pengawasan silang dari sekolah lain juga diharapkan dapat memberikan gambaran hasil asesmen yang komprehensif demi perubahan dan refleksi satuan pendidikan,” katanya.

Editor: Herry Kabut

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca

Baca Juga Artikel Lainnya