Floresa.co- Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira [Unwira] Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur akan menggelar seminar internasional, bagian dari upaya merespons tantangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence [AI] dalam bidang pendidikan.
Seminar tersebut, bertajuk “International Conference on Education and Artificial Intelligence” akan berlangsung di Aula St. Hendrikus Gedung Rektorat Unwira Kupang pada 9 November.
Ketua Panitia seminar tersebut, Pastor Anton Kapitan berkata kegiatan tersebut sebagai bentuk “tanggung jawab ilmiah kampus” di tengah realitas dunia pendidikan saat ini.
“[Dengan seminar tersebut] kiranya masyarakat era digital lebih bijaksana dalam memajukan pendidikan berbasis AI, agar hakikat pendidikan tidak terabaikan,” katanya pada 6 November.
Seminar tersebut menghadirkan tiga orang pembicara kunci atau keynote speakers yang merupakan akademisi dari kampus di dalam dan luar negeri, yakni Gabriel Faimau, Profesor Sosiologi Universitas Botswana, Afrika Selatan dan Gianluigi Segalerba dari Departemen Filsafat Universidade de Coimbra, Portugal, dan Patricius Neonnub dari Fakultas Filsafat Unwira Kupang.
Selain itu, seminar yang berlangsung hybrid itu menghadirkan 14 orang pemakalah paralel dari berbagai universitas dan latar belakang kelimulan berbeda, di antaranya dari STF Driyarkara [Jakarta], IFTK Ledalero [Sikka], Universitas Sanata Dharma [Yogyakarta], Unwira Kupang, selain alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam siaran pers yang diterima Floresa, panitia kegiatan tersebut menyatakan “kehadiran AI dalam dunia pendidikan membawa efek ganda,” yakni membawa keuntungan sekaligus kerugian bagi pendidik dan peserta didik.
“Kecerdasan buatan sangat membantu para pendidik dan peserta didik memecahkan masalah teknis seperti mempermudah akses informasi dan personalisasi pembelajaran, memicu kreativitas dan memungkinkan pendidikan jarak jauh yang lebih efektif.”
Namun di sisi lain, kata panitia seminar, melalui kemudahan-kemudahan tersebut, “AI bisa mempertebal kebodohan alami manusia, melemahkan kesadaran kritis, dan menghilangkan kemampuan reflektif dan berpikir mendalam.”
“Dengan melibatkan perspektif komunitas yang lebih luas, seminar ini diharapkan dapat menghasilkan paradigma baru yang seimbang dan konstruktif tentang pengaruh AI bagi proses pendidikan di Indonesia.”
Editor: Anno Susabun