Sejumlah guru dan siswa dari salah satu SMA di Kabupaten Manggarai Timur menilai Pramuka, sebuah ekstrakurikuler wajib dalam Kurikulum Merdeka, memberikan dampak positif bagi proses pembelajaran di kelas, sekaligus memberi bekal bagi siswa dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan para guru dan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Poco Ranaka, Kecamatan Lambaleda Selatan dalam peringatan Hari Pramuka Nasional pada 14 Agustus. Tanggal peringatan bertepatan dengan peresmian Gerakan Pramuka di Indonesia pada 14 Agustus 1961.
Maria Susanti Dangut, pembina Pramuka di sekolah tersebut berkata, dengan ekstrakurikuler itu karakter siswa menjadi berkembang.
Sejumlah karakter itu, jelasnya, adalah kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, hormat dan santun, dermawan, suka menolong, gotong royong, percaya diri, pekerja keras, baik dan rendah hati, kepemimpinan dan keadilan, toleransi, kedamaian, serta kesatuan yang sudah melekat dalam diri mereka.
“Siswa dapat bekerja sama dengan orang lain, saling terbuka antarteman dan menolong orang yang membutuhkan bantuan tanpa pamrih,” katanya.
Di samping itu, kata dia, Pramuka juga penting di era digital untuk membina siswa “menjadi sosok yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, tidak menyebarluaskan berita bohong atau hoaks.”
Maria Imakulata Milla, guru lainnya berkata “kegiatan Pramuka mendukung pembelajaran di kelas sebagaimana ditekankan dalam Kurikulum Merdeka, di mana peserta didik menunjukkan kemandirian, gotong royong, dan kepedulian antarsesama.”
“Mereka saling menghargai, menjadi kreatif, berani menyampaikan gagasan atau ide, dan mampu bekerja sama dalam kelompok jika diberikan tugas selama pembelajaran berlangsung,” kata guru yang mengampu pelajaran matematika itu.
Ia juga mencatat perubahan positif dalam perilaku dan prestasi akademik siswa yang aktif dalam Pramuka.
“Mereka menjadi lebih percaya diri dalam berbicara di depan kelas, disiplin dalam hal waktu dan berpakaian, serta menunjukkan hasil akademik yang sangat baik. Bahkan ada siswa yang meraih juara umum di tingkat sekolah,” ungkapnya.
Hal yang penting dalam proses itu, kata dia, adalah kolaborasi antara guru, pembina Pramuka, dan orang tua siswa agar pengembangan pengetahuan dan karakter berjalan beriringan secara seimbang dengan dukungan yang maksimal dari pihak-pihak tersebut.
“Kerja sama ini penting agar kegiatan Pramuka dapat mendukung perkembangan akademik dan karakter siswa secara keseluruhan,” jelasnya.
Maria Harjensa Naor Sufarjo, siswi kelas X Merdeka I merasakan dampak dari keterlibatan dalam Pramuka.
“Yang paling utama, saya ingin melatih diri untuk bisa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, baik di dalam maupun di luar sekolah,” katanya.
Ia berkata keterampilan yang dipelajari dalam Pramuka “sangat berharga dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, termasuk penjelajahan alam yang membantu dalam beradaptasi dengan lingkungan baru dan bekerja sama dengan orang lain.”
“Dari Pramuka, saya belajar bagaimana menjadi disiplin, mandiri, bekerja sama dalam kelompok, dan mencintai tanah air. Selain itu, Pramuka juga mengajarkan nilai-nilai moral yang sangat penting dalam kehidupan, seperti kejujuran dan tanggung jawab,” katanya.
Sementara itu Ferdinandus Fifardin, Kepala SMA Negeri 1 Poco Ranaka berkata ia memberikan dukungan penuh terhadap ekstrakurikuler Pramuka, antara lain dalam bentuk fasilitas yang memadai dan anggaran khusus operasional ekstrakurikuler tersebut.
“Kegiatan Pramuka menyediakan platform yang holistik untuk pengembangan pribadi dan sosial siswa, mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang kompeten, percaya diri dan bertanggung jawab di masa depan,” katanya.
Dukungan lainnya terhadap Pramuka, kata dia, adalah dengan memastikan pengembangan kapasitas guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler tersebut.
“Salah satu langkah yang kami lakukan adalah mendorong pembina untuk mengikuti kursus atau pelatihan tambahan yang relevan, seperti kursus mahir dasar yang baru-baru ini diikuti,” katanya.
Ia juga mengapresiasi para pembina tersebut yang “sejauh ini menunjukkan peningkatan dalam kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.”
“Ke depan, kami berharap kegiatan Pramuka di sekolah ini dapat lebih berinovasi dan kreatif. Kami ingin melihat Pramuka tidak hanya menjadi wadah untuk belajar keterampilan dasar, tetapi juga sebagai tempat bagi siswa untuk mengembangkan ide-ide baru, mengeksplorasi minat mereka, dan bahkan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan global,” katanya.
Ia berharap ekstrakurikuler tersebut juga dapat semakin terintegrasi dengan program lainnya di sekolah sehingga “benar-benar dapat mendukung pembelajaran di kelas secara efektif.”
SMA Negeri 1 Poco Ranaka, yang terletak di Kelurahan Mandosawu, Kecamatan Lamba Leda Selatan didirikan pada tahun 2005.
Saat ini terdapat 742 siswa di sekolah tersebut, dengan rincian laki-laki 299 orang dan perempuan 443 orang, sedangkan guru dan tenaga kependidikan lainnya berjumlah 55 orang.
Pada peringatan Hari Pramuka 2024, sekolah tersebut mengadakan kegiatan selama tiga hari sejak tanggal 12 hingga acara puncak yang diisi dengan upacara bendera pada 14 Agustus.
Agenda tersebut, yang diadakan di Lapangan Sepak Bola Nancang, Mano, terdiri atas beragam kegiatan, di antaranya pengajaran materi terkait sejarah dan bentuk gerakan Pramuka, senam bersama, jelajah alam, upacara api unggun dan berbagai macam perlombaan.
Editor: Anno Susabun