Setelah Satu Dekade, SMP Negeri di Manggarai Gelar PTS Berbasis Daring untuk Pertama Kali  

Semua program yang telah dilaksanakan akan selalu dipantau, dievaluasi dan direfleksikan bersama, kata kepala sekolah

Salah satu SMP Negeri di Kabupaten Manggarai untuk pertama kalinya menggelar Penilaian Tengah Semester [PTS] berbasis online, daring, bagian upaya inovasi dalam pembelajaran.

Penilaian formatif atau asesmen yang dilaksanakan SMP Negeri 14 Satarmese pada 4-9 November itu melibatkan 170 peserta didik dari kelas VII-IX.  

Ketua panitia PTS, Marianus Hadim berkata, “semula, kegiatan ini direncanakan dilaksanakan pada awal Oktober sesuai dengan jadwal dalam kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai.”

Namun, “terpaksa diundur karena kami mengalami keterbatasan jaringan internet, gawai, dan sarana pendukung lainnya.”

Ia menjelaskan kegiatan sudah dijadwalkan kepala sekolah dalam rencana kerja tahunan dan telah dibahas dalam rapat dewan guru pada awal tahun ajaran baru.

“Asesmen berbasis online merupakan langkah baru dan pertama dilaksanakan sekolah ini sejak didirikan pada 2014. Sebelumnya, sekolah sudah terbiasa melaksanakan penilaian berbasis kertas,” katanya.

Marianus berkata, untuk menunjang keberlangsungan PTS berbasis Android, SMP Negeri 14 telah membekali Guru dan Tenaga Kependidikan dengan pelatihan pemanfaatan aplikasi pembelajaran dan penilaian, termasuk akun belajar.id.

Selanjutnya, para guru melakukan pengimbasan di kelas masing-masing untuk melatih dan memperkenalkan cara mengoperasikan komputer dan ponsel saat PTS. 

Kepala SMP Negeri 14, Maksimus Edon berkata, “kami telah mempresentasikan kegiatan ini kepada orang tua saat rapat komite yang diselenggarakan pada Oktober.” 

Ia menjelaskan, perubahan sistem ujian tidak hanya berkaitan dengan perpindahan media, “dari kertas ke online,” tetapi yang paling mendasar adalah terkait bentuk soal.

Soal-soal yang diberikan harus memenuhi kriteria tertentu seperti teks panjang yang bertujuan untuk membiasakan peserta didik mengasah kemampuan literasi dan secara tidak langsung dapat menambah kosakata. 

Bentuk soal seperti ini juga diterapkan dalam mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 

Maria Arini, peserta didik kelas IX, berkata, “penilaian berbasis online sangat menarik karena bentuk soalnya beragam dan hasil atau nilai pekerjaan langsung diketahui.” 

“Harapannya ujian kedepan bisa menggunakan konsep yang sama,” katanya.

Maksimus berkata, SMP Negeri 14 telah merumuskan visi bersama, yakni “inovasi sebagai solusi” dan “sejauh ini, ada beberapa perubahan kecil yang terjadi di lembaga ini.” 

Perubahan-perubahan terjadi “karena semangat kerja, kemauan untuk berubah, kolaborasi dan komunikasi yang tercipta dalam diri warga sekolah.” 

“Cara berpikir dan pola kerja yang tertanam saat ini adalah mengidentifikasi segala aset yang kami miliki untuk mewujudkan transformasi pendidikan di sekolah,” katanya. 

Ia menambahkan, tantangan pasti selalu ada, “apalagi sekolah kami terletak di desa.”

“Kami harus terus belajar untuk menemukan peluang dan potensi lain serta berinovasi menyelesaikan situasi yang terjadi,” tambahnya.

Semua program yang telah dilaksanakan, termasuk PTS berbasis daring, katanya, akan selalu dipantau, dievaluasi dan direfleksikan bersama, baik terkait dengan proses maupun hasilnya.

Editor: Herry Kabut

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca

Baca Juga Artikel Lainnya