Gedung Rusak Parah, Siswa Sekolah Dasar Negeri di Manggarai Barat Terpaksa Beraktivitas di Luar Kelas

Sekolah itu sudah berkali-kali dikunjungi pemerintah, termasuk dinas pendidikan, namun janji melakukan perbaikan belum juga digenapi

Floresa.co – Kondisi gedung yang rusak parah, dengan atap yang bolong di sana-sini memaksa para siswa di sebuah sekolah dasar negeri di Kabupaten Manggarai Barat beraktivitas di luar ruangan.

Dalam sejumlah foto yang diperoleh Floresa, para siswa di SDI Mberheleng, Dusun Tondong Nara, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng itu tampak mengikuti kegiatan belajar mengajar di halaman sekolah, di bawah sebuah pohon.

Seorang sumber di sekolah itu yang meminta Floresa tidak disebut  bercerita, hal itu terpaksa mereka lakukan “demi keselamatan siswa dan guru.”

Sekolah yang dipimpin Mikael Sada itu memiliki delapan ruang kelas. Sejak 2019 sampai sekarang, kata sumber itu, beberapa ruangan kelas tidak dapat digunakan karena rusak parah.

“Saat musim hujan seperti sekarang, semua ruang kelas bocor. Lantai tergenang air hujan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, saat musim kering, meski tidak nyaman, mereka masih tetap menggunakan beberapa ruangan yang rusak.

Kondisi bagian dalam SDI Mberheleng.

Pihak sekolah, kata dia, sudah berusaha melaporkan persoalan itu kepada Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga [PKO], meminta instansi itu melihat secara langsung situasi sekolah.

“Puji Tuhan mereka hadir, bahkan yang hadir Kepala Dinas PKO Mabar dan Kepala Bidang TK dan SD,” ungkapnya. 

Saat kunjungan itu, kata dia, sekolah diminta menginput data kerusakan melalui Data Pokok Pendidikan [Dapodik], yang kemudian dipenuhi sekolah.

Ternyata, kata dia, “hasilnya tidak sesuai yang diharapkan,” karena perbaikan belum kunjung dilakukan.

Ia mengatakan pegawai Dinas PKO bersama pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memang sempat mendatangi sekolah itu.

“Dengan gaya, mereka mengukur semua ruang kelas yang sudah rusak berat, tapi hasil juga sama,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, beberapa pegawai Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan [LMPM] juga sempat berkunjung dan mengaku “turut prihatin” dengan sekolah itu.

Kepada pegawai itu, kata dia, pihak sekolah menyampaikan harapan agar ruangan kelas segera diperbaiki.

Ia mengatakan sama seperti Kadis PKO dan Kabid TK SD, LPMPM juga meminta hal yang sama kepada pihak sekolah, mengisi data di  Dapodik.

Anggota DPRD Manggarai Barat, kata dia, juga pernah berkunjung ke sekolah itu dan berjanji akan berusaha memperbaiki ruangan kelas.

“Mohon bersabar, kami akan usahakan agar sekolah ini atau gedung ini bisa direnovasi,” ungkapnya menirukan ucapan anggota DPRD itu.

Sama seperti sebelumnya, ucapan anggota DPRD itu hanya tinggal janji karena “ternyata hasilnya juga nol, tidak ada tindak lanjut.”

“Mungkin harapan paling terakhir, kami menunggu yang terhormat Bupati Manggarai Barat untuk melihat secara langsung gedung yang rusak parah di sekolah ini,” ungkapnya.

Baru-baru ini, demi mendapat perhatian dari pemerintah dan publik, ia mengunggah beberapa foto yang menampilkan kondisi ruangan kelas yang rusak serta kegiatan belajar-mengajar di sekolahnya di Facebook.

Foto-foto diunggah di akunnya pada Jumat, 8 Desember dan sempat dibagikan di grup “Jurnal Mabar,” namun kemudian ia hapus lagi.

Ia mengaku kepada Floresa mendapat teguran dari “seseorang” karena unggahan itu dinilai “sindir keras Kadis PKO.”

Atap SDI Mberheleng yang sudah bolong dan hampir roboh.di sejumlah bagian.

Apolonaris Minde, Kepala Desa Mbuit mengaku dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa pada 12 Desember, Kepala SDI Mberheleng mengusulkan renovasi ruangan kelas itu kepada pemerintah desa.

Namun, kata dia, usulan itu tidak bisa diakomodasi karena renovasi itu merupakan kewenangan pemerintah kabupaten dan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah [APBD] II. 

“Desa hanya bisa membantu renovasi bangunan PAUD karena merupakan aset desa,” ungkapnya.

“Jujur, kami juga prihatin dengan kondisi SDI Mberheleng, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena dibatasi oleh regulasi,” tambahnya.

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Artikel Terbaru

Baca Juga Artikel Lainnya