Jaga Alam, Sekolah Dasar di Manggarai Barat Inisiasi Gerakan Menanam Bambu

Pimpinan SDK Puing menyebut kegiatan itu bagian dari upaya menanamkan kesadaran dalam diri peserta didik tentang pentingnya menjaga lingkungan

Puluhan siswa dan belasan guru sebuah Sekolah Dasar Katolik [SDK] di pedalaman Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur mengadakan kegiatan penghijauan dengan menanam bambu di lingkungan sekolah mereka.

SDK Puing, yang terletak di Desa Waka, Kecamatan Pacar, menanam puluhan bibit pohon bambu itu pada 23 Januari.

Kegiatan itu diadakan dalam rangka “menjaga ekosistem alam dan melestarikan bambu sebagai salah satu jenis pohon yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata kepala sekolah, Afrianus  Geofani.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga pukul 12.00 Wita itu mengangkat tema “Gerakan Menanam Bambu,” yang diadakan dalam kerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Pacar.

Kepala SDK Puing, Afrianus Geofani sedang menanam anakan bambu. (Dokumentasi Ryo Purnama)

Camat Pacar, Ferdinandus Pelong mengatakan gerakan menanam bambu adalah inisiatif yang penting karena para siswa dilatih sejak dini untuk menjaga ekosistem alam.

“Bambu adalah penghasil oksigen yang baik dan penyimpan cadangan air yang memadai. Satu pohon bambu dapat menabung lima ribu liter air per tahun,” ungkapnya.

Ia berkata bagian-bagian dari pohon bambu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, misalnya “rebung bambu yang memiliki nutrisi yang baik dan daunnya dapat diolah menjadi pupuk organik.”

“Batang bambu juga dapat menjadi bahan baku produk meja, kursi, tempat tidur, dan lain-lain,” katanya.

Camat Pacar, Ferdinandus Pelong bersama seorang siswa sedang menanam anakan pohon bambu. (Dokumentasi Ryo Purnama)

Afrianus Geofani mengatakan kegiatan ini bertujuan membina kesadaran siswa untuk terlibat menjaga keutuhan alam, “minimal di sekitar lingkungan sekolah”.

Ia berterima kepada Pemerintah Kecamatan Pacar yang telah mendukung inisiatif sekolahnya.

Ia berharap gerakan menanam bambu tersebut dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar tentang pentingnya “melestarikan bambu sebagai pohon yang penting dan bermanfaat”.

SDK Puing didirikan pada 1 Agustus 1965, berada di bawah naungan Yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai Barat [Yasukmabar], milik Keuskupan Ruteng.

Halaman SDK Puing. (Dokumentasi Ryo Purnama)

Lokasinya berada sekitar tujuh puluh kilometer arah timur Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Sekolah tersebut memiliki 143 siswa, terdiri dari 77 laki-laki dan 66 perempuan. Guru dan tenaga kependidikan adalah 11 orang, tiga di antaranya berstatus Aparatur Sipil Negara.

Ryo Purnama adalah guru di SDK Puing

Editor: Anno Susabun

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Artikel Terbaru

Baca Juga Artikel Lainnya