Para peserta didik dari sejumlah SD Katolik di Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste menggelar kamping bersama untuk belajar menghargai perbedaan.
Kegiatan tersebut melibatkan peserta didik dari beberapa sekolah yang diasuh oleh para suster Ursulin — biarawati dari Ordo Santa Ursula (OSU).
Ordo tersebut berasal dari satu perkumpulan kecil yang didirikan Santa Angela Merici di Kota Brescia, Italia.
Kamping tersebut melibatkan beberapa sekolah di antaranya SD Katolik Santa Ursula Baucau, Timor Leste; SD Katolik Santa Angela Atambua, Kabupaten Belu; SD Katolik Santa Ursula Ende, Kabupaten Ende; dan SD Katolik Santa Angela Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Berlangsung di SD Katolik Santa Angela Labuan Bajo pada 8 Agustus, kegiatan bertajuk Serviam Camp III itu mengusung tema “Unity in Diversity atau Bersatu dalam Keragaman.”
Serviam berasal dari Bahasa Latin yang berarti “saya mengabdi.”
Serviam merupakan motto sekolah-sekolah Ursulin di Indonesia dan menjadi pedoman dalam pendidikan karakter serta pelayanan kepada sesama.
Motto tersebut mengandung semangat “tidak hanya mementingkan pengajaran, tetapi juga pembentukan kepribadian yang luhur.”
Suster Kristina M. Nggoik, OSU berkata, tema kegiatan diadaptasi dari salah satu nilai pendidikan Ursulin yang dihidupi di komunitas pembelajar sekolah Santa Angela.
Ia menjelaskan, perbedaan perlu ditanamkan sejak dini pada setiap peserta didik sehingga menjadi individu yang berkarakter yang mampu membangun hidup bersama secara harmonis, menciptakan relasi yang baik, dan bekerja sama dengan orang lain.
Ia berkata, pihaknya memilih tema ‘Unity in Diversity’ karena selaras dengan salah satu nilai Serviam, yaitu semangat persatuan.
Selain itu, katanya, tema tersebut relevan dengan tantangan dunia yang semakin kompleks di mana perbedaan kadang-kadang menjadi sumber konflik.
“Yang kami mau tanamkan pada anak-anak adalah perbedaan itu indah, bukan menjadi sumber masalah,” katanya.
Suster Kristina berkata, Serviam Camp III merupakan kegiatan yang diadakan secara rutin sekali dalam dua tahun dengan tujuan untuk menanamkan karakter Serviam dalam diri peserta didik.
Sebelumnya, kata dia, Serviam Camp dilaksanakan di Atambua pada 2018 dan di Ende pada 2023.
“Ini salah satu cara supaya karakter Serviam ini sungguh-sungguh diberikan kepada anak-anak kita. Dengan demikian, mereka menjadi orang-orang yang punya karakter yang baik,” katanya.
Suster Kristina berharap nilai-nilai tentang Unity in Diversity sungguh tertanam di dalam hati dan budi para peserta didik sehingga “kelak mereka sungguh-sungguh menjunjung tinggi keharmonisan dan kerukunan, baik di tengah keluarga maupun masyarakat.”
Editor: Herry Kabut