Tingkatkan Transparansi dan Akuntabilitas, Sekolah Dasar di Manggarai Barat Adakan Sosialisasi Dana BOS

Orang tua siswa berharap dapat mengawasi penggunaan dana agar tidak disalahgunakan

Sebuah sekolah dasar di Kabupaten Manggarai Barat, NTT mengadakan Sosialisasi Penggunaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan [BOSP], bagian dari upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana itu untuk kepentingan bersama.

Sekolah Dasar Katolik [SDK] Puing, nama sekolah tersebut yang terletak di Desa Waka, Kecamatan Pacar, mengadakan sosialisasi pada 20 Februari.

Para guru, komite sekolah dan orang tua siswa hadir dalam sosialisasi tersebut.

Afrianus Geofani, Kepala SDK Puing yang juga pemateri sosialisasi berkata pemerintah mengalokasikan Dana BOSP “untuk meringankan beban masyarakat terkait pembiayaan pendidikan.”

Karena itu, kata dia, sekolah perlu merespons kebijakan itu secara serius dan positif, salah satunya dengan mengedepankan pengelolaan yang transparan dan akuntabilitas.

“Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi dan penjelasan tentang penggunaan dana BOS yang efektif dan efisien,” kata Afrianus.

Selain itu, kata dia, sosialisasi juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran dalam penggunaan BOSP, kerjasama dan komunikasi yang baik serta partisipasi aktif sekolah dan orang tua siswa.

“Tujuan utamanya tentu saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya.

Afrianus Geofani, Kepala SDK Puing saat memimpin sosialisasi Dana BOSP pada 20 Februari 2025. (Dokumentasi Ryo Purnama)

Kornelius Irwan Jehadu, salah seorang guru menyatakan menyambut baik sosialisasi tersebut sebagai “sesuatu yang sangat penting dan wajib dilakukan untuk menjaga transparansi keuangan.”

“Apalagi kondisi saat ini, ada begitu banyak orang tua dan masyarakat yang kurang paham tentang pemanfaatan dana BOSP,” katanya.

Ia juga berkata orang tua dan masyarakat perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan sekolah, yang sebagiannya dianggarkan dari BOSP dengan sumber yang masih terbatas.

Sementara itu, Maria Imakulata Anung, salah satu orang tua siswa mengaku senang karena dilibatkan dalam sosialisasi itu.

“Ini bentuk sikap transparan lembaga terhadap pengelolaan keuangan sehingga kami dapat mengawasi penggunaan dana tersebut, agar tidak disalahgunakan,” katanya.

SDK Puing didirikan pada 1 Agustus 1965, berada di bawah naungan Yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai Barat [Yasukmabar], milik Keuskupan Labuan Bajo.

Lokasinya berada sekitar tujuh puluh kilometer arah timur Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Sekolah tersebut memiliki 147 siswa, terdiri dari 80 laki-laki dan 67 perempuan. Guru dan tenaga kependidikan adalah 11 orang, tiga di antaranya berstatus Aparatur Sipil Negara.

Jumlah anggaran Dana BOSP yang diterima SDK Puing per tahun adalah Rp167.024.000.

Ryo Purnama adalah Guru SDK Puing

Editor: Anno Susabun

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca

Baca Juga Artikel Lainnya