Floresa.co – Di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) – Flores, Nusa Tenggara Timur NTT) ada cukup banyak tempat wisata yang bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu liburan.

Memang, selama ini wisatawan yang biasa berwisata ke kabupaten ini, hanya akrab dengan dua tempat yang sudah populer: Pantai Cepi Watu yang terletak di Borong, ibu kota Matim dan Danau Rana Mese yang letaknya di pinggir jalan Trans Flores, daerah sekitar kaki Gunung Ranaka.

Namun, sebenarnya, masih ada tempat wisata lain yang menjadi alternatif untuk dikunjungi dan memiliki daya tarik luar biasa.

Dua di antaranya adalah Pantai Mbolata dan Mausui.

Kedua pantai tersebut berada di Pantai Selatan Matim, tepatnya di Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba.

Mengapa harus ke Mbolata dan Mausui? Di kedua tempat ini, Anda tidak hanya bisa menikmati keindahan pantai. Namun juga, keindahan alam dan pemandangan padang Savana Mausui.

Akhir-akhir ini, memang sudah lumayan banyak wisatawan yang mengisi waktu liburan di sini.

Kristina Nggose, salah satu pengunjung mengatakan kepada kepada Kompas.com baru-baru ini, pada liburan Natal dan Tahun Baru 2015, Pantai Mbolata dan Mausui dipadati wisatawan lokal dari berbagai kabupaten di Flores.

“Banyak orang dari berbagai kabupaten mengunjungi Pantai Mbolata dan Mausui. Bahkan yang ramai dikunjungi adalah Pantai Mausui apalagi jalan menuju obyek wisata tersebut sudah diaspal. Saya bersama teman-teman berekreasi ke Pantai Mausui pada tahun Baru 2015,” ujarnya.

Untuk mengunjungi obyek wisata tersebut, wisatawan yang datang dari Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, misalnya, harus lebih dahulu melintasi wilayah Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur.

Setibanya di Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, wisatawan terus melintasi Jalan Transflores, melewati Kampung Kisol dan Wae Rana. Lalu,  pengunjung tiba di pertigaan persis dekat Gereja Katolik Santo Arnoldus dan Yoseph Waelengga.

Dari pertigaan itu berjalan menuju selatan melewati perkampungan Kajukaro dan Waewole.

Sementara untuk wisatawan yang datang dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Ende ibu kota Kabupaten Ende dan Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, mereka tinggal mencari pertigaan di dekat Gereja Arnoldus, setelah melewati Jembata Wae Mokel yang menjadi pembatas antara Ngada dan Matim. (ARJ/Floresa)