Artikel-artikel yang ditulis oleh

Ario Jempau

1346 Artikel

Ahli Hukum Agraria: Gregorius Jeramu Berhak Dapat Ganti Rugi Pengadaan Tanah Terminal Kembur

Rikardo Simarmata, dosen hukum agraria dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta hadir sebagai saksi ahli yang meringankan bagi Gregorius Jeramu

Kasus Terminal Kembur: Dakwaan Jaksa dan Pendapat Hakim Berbeda Terkait ‘Kesalahan’ Gregorius Jeramu

Hakim menyatakan kesalahan Gregorius adalah menerima pembayaran dua kali, sementara menurut jaksa karena ia menjual tanah tanpa dokumen alas hak yang sah, berupa sertifikat.

Sidang Kasus Terminal Kembur di Manggarai Timur: Peran Fansi Jahang dan Gaspar Nanggar yang Berkali-kali Disebut oleh Mantan Staf

Kasus ini menyeret staf biasa ke meja hijau, sementara para petinggi melenggang bebas. Ada dugaan tebang pilih dalam penegakan hukum.

Perlu Penertiban untuk Agen Travel di Labuan Bajo; Belajar dari Kasus Kecelakaan Kapal KML Tiana Liveaboard

Selain mematuhi SOP, agen travel yang beroperasi Labuan Bajo juga perlu terdaftar pada asosiasi yang ada, agar memudahkan kontrol dan koordinasi ketika terjadi masalah.

‘Jangankan untuk Dijual, untuk Konsumsi Saja Sangat Sulit,’ Petani di Flores Kewalahan Hadapi Penyakit Darah Pisang

Sejak bulan Juli, kebun-kebun pisang di salah satu daerah yang terkenal sebagai penghasil pisang di Flores dilanda penyakit darah. Sementara belum ada langkah efektif mencegahnya, petani terus merana.

Artikel Terbaru

Dari Kasus Prada Lucky, Butuh Reformasi Menghentikan Kultur Kekerasan yang “Dianggap Wajar” di Institusi Militer

Kekerasan terlanjur dianggap sebagai warisan wajar dalam institusi militer dan semi-militer yang tertutup, menurut akademisi

Selagi Media Masih Dikontrol Konglomerat dan Politisi, Tak Usah Banyak Berharap Pers Jadi Pilar Demokrasi 

Kemunculan media alternatif membawa harapan baru, namun tantangannya juga tak mudah, terutama untuk memastikan keberlanjutan

Dinilai Lebih Relevan Bagi Kaum Muda, Mahasiswa di Yogyakarta Dorong Kampanye Kesetaraan Gender Lewat Media Sosial

Media sosial bisa menjadi ruang produksi narasi-narasi perlawanan terhadap budaya patriarki