Sambut Paskah, SMP St. Klaus Kuwu Gelar Retret Rohani

Didampingi oleh guru, para peserta didik juga berkesempatan membuat refleksi tertulis tentang pengalaman luka batin yang mungkin mereka alami

Selepas mengikuti Ujian Tengah Semester, peserta didik SMP St. Klaus Kuwu di Kabupaten Manggarai menjalani retret rohani, bagian dari persiapan menyambut Paskah.

Dipandu oleh Romo Ompi Latu, imam Keuskupan Ruteng, retret ini berlangsung pada Kamis-Sabtu, 21-23 Maret 2024 di Aula Umum SMP dan SMA St. Klaus Kuwu.

Selama retret, peserta mempraktikkan silentium magnum atau keheningan total agar peserta bisa fokus bergumul dengan diri sendiri dan merasakan kehadiran Tuhan.

Pertobatan Menyata dalam Keheningan

Kasih Allah Mengubah Hidupku, demikian tema retret ini yang berangkat dari keyakinan bahwa perubahan tanpa melibatkan campur tangan Tuhan adalah sebuah kesia-siaan belaka.

Romo Ompi dalam renungannya menekankan pentingnya melibatkan Tuhan dalam hidup.

Dalam upaya memperjuangkan perubahan hidup manusia, jelasnya, mengikutsertakan Tuhan adalah sebuah kemendesakan.

“Penyangkalan terhadap keikutsertaan Tuhan adalah bentuk ungkapan lain bahwa kita sebenarnya tidak ingin berubah,” katanya.

Bertolak dari pengalaman iman, baik yang dialaminya sendiri maupun lewat pengalaman orang-orang yang pernah dilayaninya, Romo Ompi menekankan bahwa kehadiran Tuhan yang mengubah hidup hanya bisa dirasakan sejauh manusia membuka diri terhadap refleksi.

“Dan persis, refleksi hanya akan berjalan maksimal jika kita memberi waktu terhadap keheningan,” katanya.

Luka Batin: Akar dari Persoalan Hidup Manusia

Romo Ompi juga menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menghambat perubahan hidup manusia adalah luka batin yang belum disembuhkan.

“Luka batin yang dibiarkan terus-menerus akan membuat manusia terus hidup dalam kebencian, marah, dendam dan dengki,” katanya.

Hal itu, jelasnya, membuat manusia “sulit mengalami kasih Allah.”

“Luka batin yang merongrong ini juga menjauhkan segala rahmat kasih yang ingin Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita,” katanya.

Didampingi oleh guru, para siswa juga berkesempatan membuat refleksi tertulis tentang pengalaman luka batin yang mungkin mereka alami.

Setelahnya, kertas-kertas tersebut dibakar sebagai aksi simbolik bahwa mereka telah membersihkan semua dendam dan amarah yang selama ini ada dalam diri mereka.

Romo Ompi Latu, pendamping retret sedang menyampaikan renungan. (Dokumentasi SMP St. Klaus Kuwu)

Sambut Paskah dengan Harapan Baru

Kegiatan retret berjalan komunikatif, karena di sela-sela memaparkan materi, Romo Ompi juga memberi kesempatan kepada para peserta untuk berdialog, bertanya, berbagi pengalaman dan mengungkapkan keresahan yang ada dalam hati mereka.

Kegiatan hari terakhir pada 23 Maret diisi dengan Perayaan Ekaristi, penerimaan sakramen tobat dan pengakuan.

Falni, siswi kelas VII mengaku sangat bersyukur bisa ikut dalam kegiatan ini “karena sedikit demi sedikit saya bisa mengatasi rasa dendam yang telah lama bersarang dalam diri saya sehingga kelak juga mengalami Paskah yang cerah.”

Paskah akan dirayakan pada 31 Maret.

“Saya juga akhirnya sadar, bahwa ternyata luka batin dapat membuat pintu hati tertutup terhadap rahmat [Tuhan],” kata Falni.

Sementara Ecan Mende, siswa kelas VIII berkata, “saya merasakan kedamaian dan ketenangan setelah bergelut dalam refleksi.”

“Perlahan saya bisa mengenali diri sendiri, mengerti apa yang saya inginkan dan sedikit demi sedikit menemukan cara untuk meredam kecenderungan-kecenderungan buruk dalam diri saya,” katanya.

“Saya juga berharap, kegiatan retret seperti ini diselenggarakan secara rutin agar semakin banyak dari kami yang tersadarkan. Terima kasih, Romo Ompi,” tambah Ecan.

Kanisius Bayuwarta Anse adalah pembina asrama di SMP St. Klaus Kuwu

Editor: Ryan Dagur

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Artikel Terbaru

Baca Juga Artikel Lainnya