Politeknik eLBajo Commodus dan Universitas Binus Kolaborasi dengan Kampus Internasional dalam Kegiatan Pemberdayaan Pelaku UMKM di Labuan Bajo

Dalam kegiatan yang berlangsung sepekan lebih, para mahasiswa dari empat kampus mengidentifikasi persoalan yang dihadapi UMKM dan menawarkan solusi

Floresa.co – Politeknik eLBajo Commodus yang berbasis di Labuan Bajo dan Universitas Bina Nusantara [Binus] berkolaborasi dengan dua kampus internasional dalam program pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah [UMKM].

Kolaborasi bagian dari kegiatan International Community Development Program [ICDP] itu berlangsung pada 13-22 Agustus yang melibatkan mahasiswa dua kampus domestik tersebut dan mahasiswa dari Universitas New South Wales Australia dan Universitas Teknologi Malaysia. 

Debby Sonita Lubis, Project Lead dan Internationalization Office Associate Manager dari Binus berkata, kolaborasi lintas negara ini “bertujuan meningkatkan pemahaman antarbudaya dan memperkaya lingkungan pembelajaran.”

Kegiatan ICDP, kata dia, memberi pengalaman bagi mahasiswa domestik dan internasional untuk memperkaya studi dengan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi pelaku UMKM di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo.

Para peserta, katanya, juga berkolaborasi dalam merumuskan solusi agar meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM.

Para peserta, kata dia, juga mengintegrasikan permasalahan di masyarakat dengan teori yang berbasis pada konsep Tujuan Pengembangan Berkelanjutan [TPB] untuk menghasilkan solusi melalui peran teknologi.  

Dengan program ini, “mahasiswa berkesempatan untuk mengeksplorasi inovasinya dalam mengembangkan sektor UMKM dengan mengintegrasikan tema TPB.”

“Inovasi ini diharapkan dapat diadopsi oleh UMKM sehingga tidak hanya meningkatkan kualitas usahanya, tetapi juga memberi dampak yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” tambah Debby.

Ia mengatakan kolaborasi mahasiswa kedua kampus itu merupakan upaya dalam mendorong komitmen pemberdayaan UMKM melalui keterlibatan lintas sektor dalam meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional.

Hal yang paling ditekankan, kata dia, adalah pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membawa dampak yang relevan bagi masyarakat serta mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan komunitas maupun UMKM.

Gresiana Putri Sasmita, mahasiswi Program studi Sarjana Terapan Manajemen Pemasaran Internasional di Politeknik eLBajo Commodus mengaku sangat senang karena “bisa berkenalan dengan teman-teman dari Binus, saling berkolaborasi dan saling berbagi pengalaman.”

Saat kegiatan ini, kata dia, para peserta melakukan tur ke beberapa UMKM dan mencari solusi terhadap hambatan yang mereka alami dalam menjalankan usaha.

Ia mencontohkan Forlavivian, UMKM yang menjual hasil tenun dari penenun di Manggarai Raya yang “brand-nya belum diketahui banyak orang karena belum ada logo.” 

Permasalahan lain adalah harga produk yang tidak stabil, penjualan barang yang tidak konsisten dan desain produk yang tidak kekinian.

Gresiana Putri Sasmita, mahasiswi Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Pemasaran Internasional di Politeknik eLBajo Commodus mengaku sangat senang karena “bisa berkenalan dengan teman-teman dari Binus, saling berkolaborasi dan saling berbagi pengalaman.” (Mikael Jonaldi)

Berdasarkan observasi peserta, kata Gresiana, persoalan dasarnya adalah penenun belum menganggap menenun sebagai pekerjaan utama, melainkan pekerjaan sampingan dari pekerjaan pokok sebagai petani. 

Selain itu, tambahnya, untuk menghasilkan satu tenun membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa berbulan-bulan. 

“Untuk mengatasi kendala itu, kami membantu mendesain logo dan menyarankan penenun supaya lebih konsisten dalam menenun,” katanya kepada Floresa 20 Agustus. 

Gresiana mengaku mendapat pengetahuan baru dari kolaborasi ini, terutama terkait strategi pemasaran produk karena “teman-teman dari Binus mempunyai beberapa perencanaan yang beberapa di antaranya belum saya dapat di kampus.” 

Selain itu, ia juga mendapat pengetahuan baru terkait penguasaan teknologi karena “mereka lebih update daripada kami.”

“Contohnya beberapa aplikasi seperti Canva,” katanya, merujuk pada aplikasi desain grafis digital.

“Kami memang tahu aplikasi itu, tetapi mereka yang lebih mahir dalam menggunakannya. Mungkin juga karena jurusannya juga di situ,” tambah Gresiana.

Sementara itu, Emujin Adiyabilget, mahasiswi jurusan Bachelor of Commerce dari Universitas New South Wales, Australia mengaku selama kegiatan, ia fokus mengidentifikasi persoalan dan merumuskan solusi bagi UMKM Koperasi Serba Usaha “Bank Sampah.” 

Saat pertama kali datang ke Pantai Pede di arah selatan Labuan Bajo, ia dan timnya melihat banyak sekali sampah dan menimbulkan bau yang tidak sedap. 

Dari fenomena itu, “kami melakukan daur ulang sampah plastik, sehingga menghasilkan produk yang bisa digunakan lagi,” katanya. 

Sampah plastik itu, katanya, diproses dengan dipanaskan sehingga bisa menghasilkan materi yang lebih keras dan bisa digunakan untuk membuat fondasi bangunan.

“Pemilik Koperasi Serba Usaha Bank Sampah memiliki tujuan yang sangat mulia. Dia ingin memberdayakan masyarakat setempat untuk turut berpartisipasi dalam usahanya,” katanya. 

Emujin mengatakan timnya menawarkan agar koperasi itu “bekerja sama dengan toko sehingga sampah-sampah mereka tidak dibuang sembarangan,” tetapi disumbang ke koperasi.

Sementara itu, Amadeus Alfons Wijaya, mahasiswa jurusan Digital Business Innovation dari Binus berkata, untuk menemukan sebuah persoalan, “kami harus melihatnya dari sudut pandang warga lokal di sini.”

Ketika sudah mengetahui masalahnya, “kami menjabarkan dan mulai merancang solusi bagi pelaku UMKM.”

“Kami kerucutkan, mana yang bisa diimplementasikan dan punya dampak yang baik,” katanya.

Amadeus menilai pola ini merupakan sesuatu yang bagus karena runtut dari awal sampai akhir.

Dengan menempatkan diri sebagai orang yang mengalami masalah, kami bisa tahu “apa saja upaya untuk menyelesaikannya.”

Direktur Politeknik eLBajo Commodus, I Nengah Dasi Astawa menyampaikan apresiasi kepada Binus atas terselenggaranya kegiatan ICDP.

Kegiatan ini, katanya, merupakan salah satu implementasi nyata dari kerja sama strategis Binus dan Politeknik eLBajo Commodus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat.

Ia pun berharap melalui kerja sama ini, hubungan kedua institusi semakin erat, terus berlanjut dan “semakin memberikan dampak positif bagi semua pihak.”

Kepala Desa Batu Cermin, Marianus Yono Jehanu berkata, “kolaborasi kedua institusi itu dapat mendorong kemajuan UMKM di desanya yang merupakan salah satu tempat favorit wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.”

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat, Yosef Edward Nairum Nahas juga melihat kontribusi penting kegiatan ini bagi daerahnya.

“Kami berterima kasih atas ide positif yang diberikan kedua kampus itu karena berpotensi untuk direalisasikan,” katanya. 

Ia menyebut kegiatan kedua kampus itu merupakan “kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.”

Peserta ICDP (kiri) sedang menjelaskan hasil identifikasi masalah dan tawaran solusi bagi UMKM Forlavivian, yang menjual tenun dari penenunun di Manggarai Raya. (Dokumentasi Humas Binus)

Binus yang berdiri pada 1974, dikenal sebagai kampus Indonesia berkelas dunia yang menawarkan berbagai program berstandar internasional pada tingkat sarjana hingga doktoral.

Sejak 1981, Binus melebarkan sayap ke enam kota, yakni Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Malang.

Upaya itu mendapat pengakuan, seperti meraih bintang lima secara keseluruhan, peringkat tertinggi dari QS Stars World University Ratings dalam kategori inklusivitas, pengajaran, keterlibatan kerja, dan tanggung jawab sosial. 

Binus juga masuk dalam pemeringkatan QS Graduate Employability Rankings 2022, QS World University Rankings [WUR] dan Asia University Rankings, QS WUR by Subject Ranking di bidang Computer Science [top 400], dan di bidang Business dan Management [top 500]. 

Sementara itu, Politeknik eLBajo Commodus adalah perguruan tinggi pertama dan sampai dengan saat ini masih satu-satunya di  Labuan Bajo.

Berdiri pada 2018, Politeknik eLBajo memiliki Akreditasi Baik pada 2023 untuk seluruh program studinya.

Politeknik ini memiliki tujuh program studi, yaitu Diploma Tiga Perhotelan, Ekowisata dan Teknologi Informasi serta Sarjana Terapan Pengelolaan Perhotelan, Akuntansi Perpajakan, Manajemen Pemasaran Internasional dan Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional.

Kampus ini telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 70 mitra baik skala lokal, nasional, maupun internasional yang membantu mahasiswa dalam proses studi melalui peluang-peluang beasiswa, kesempatan peningkatan kompetensi serta semakin terbukanya peluang kerja bagi lulusan.

Laporan dikerjakan Herry Kabut dan Mikael Jonaldi

Editor: Ryan Dagur

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca

Baca Juga Artikel Lainnya